Friday 18 April 2008

Melongok ke National Palace Museum, Taipei

In front of National Palace Museum

Taipei, 19 April 2008

Banyak orang yang berpikir bahwa perjalanan ke museum adalah perjalanan yang membosankan dan kurang bisa dinikmati dengan baik. Namun jika kawan-kawan sedang berada di Taipei dan ingin mengunjungi tempat yang cukup menarik untuk refreshing sekaligus menambah pengetahuan mengenai khazanah budaya Cina dan dunia, maka berkunjung ke National Palace Museum tidak ada salahnya. Kebetulan sekali saya memilik waktu kosong minggu kemarin jadi saya sempatkan untuk berkunjung di sela-sela kesibukan kuliah yang cukup padat.

Saya sebenarnya mengetahui tentang National Palace Museum secara kebetulan. Pada sebuah acara mahasiswa Internasional di Taipei, seorang kawan dari Malaysia mengatakan kepada saya bahwa seperti halnya RRC, Taiwan juga memiliki "Istana Terlarang", tempat di Beijing yang terkenal dengan koleksi barang-barang antik Cina kunonya. Dari situ saya mengetahui bahwa "Istana Terlarang" di Taiwan yang dimaksud adalah National Palace Museum ini.

National Palace Musem (NPM) adalah museum nasional Taiwan yang terbesar dan juga terlengkap di seluruh Taiwan, mungkin juga di dunia, dari sisi koleksi kebudayaan Cina. Sejarah NPM sendiri sudah cukup tua, setua sejarah pemerintahan Cina di Taiwan dan setua sejarah konflik antara kaum Nasionalis Cina di Taiwan dan komunis di Cina daratan.

NPM awalnya berdiri pada tahun 1925 dan berlokasi di Istana terlarang Peking, Cina daratan. Inilah mengapa kata Palace (istana) dipakai sebagai nama tempat ini. Saat itu Cina daratan masih dikuasai oleh kaum nasionalis yang berkuasa sejak berakhirnya kekuasaan dinasti Qing di awal abad 20. Saat pecah perang Cina-Jepang kedua tahun 1931, koleksi benda-benda antik tersebut dipindahkan ke Nanking untuk mencegah kemungkinan perampasan dari tentara Jepang. Pasca berakhirnya kekuasaan Jepang di Cina pasca perang dunia kedua, timbul konflik baru di Cina dalam bentuk perang sipil antara kaum nasionalis pimpinan Chiang Kai-Shek melawan kaum komunis pimpinan Mao Zedong tahun 1945-1949.

Saat perang sipil Cina akan berakhir, Chiang Kai-Shek yang sudah menyadari bahwa dia akan kalah memerintahkan pasukannya untuk memindahkan koleksi benda-benda antik ini ke Taiwan. Sesampainya di Taiwan, barang-barang dari istana terlarang ini tidak diletakkan di satu tempat, melainkan disimpan di beberapa tempat penyimpanan yang tersebar di seluruh Taiwan, terutama di Taoyuan dan di distrik Wufeng, Taichung. Barulah di tahun 1965, seluruh koleksi benda-benda antik tersebut dikumpulkan menjadi satu di lokasi NPM sekarang.

NPM sendiri beralamat di 221 Chih-san Road Section 2 distrik Shilin, yang merupakan salah satu distrik yang cukup ramai di Taipei. Tidak begitu jauh dan dapat dijangkau dari pusat kota. Kita cukup menggunakan angkutan MRT dari stasiun pusat Taipei kemudian turun di stasiun Jiantan. Dari Jiantan, kita melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bis no.30 atau bis no.304 yang pemberhentian terakhirnya adalah di NPM.

Ditata dalam bentuk arsitektur istana Cina kuno yang unik, dengan dinding berwarna kuning keemasan yang menambah indah bentuknya, kompleks NPM terdiri dari 3 bangunan utama. Bangunan terbesarnya adalah Exhibition Hall I yang terdiri dari 4 lantai dan menyimpan koleksi-koleksi benda bersejarah ini sekaligus Warung Teh San-Hsi Tang sebagai tempat berisitirahat para pengunjung yang ingin menikmati secangkir teh hangat di tengah nuansa eksotik tempat ini. 2 bangunan lainnya adalah Exhibition Hall II yang merupakan perpustakaan dan satu kantor administrasi. Ada dua buah taman di dekat NPM yakni taman Chih-San dan Chih-Te yang juga bisa menjadi alternatif tempat beristirahat bagi pengunjung.

Untuk masuk, kita cukup membayar sebesar 160 dolar NT (setara Rp 46.000) untuk mengunjungi seluruh bagian. Jika kita datang dalam satu rombongan, maka harga yang dibayar cukup 120 NT dolar per orang. Bagi mahasiswa jauh lebih murah lagi karena karcis mahasiswa berharga 80 NT dolar, setengah dari harga karcis perorangan asalkan bisa menunjukkan kartu mahasiswa yang valid.

Ruang eksibisi NPM sendiri terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama berisikan koleksi arca-arca keagamaan, semisal patung Budha dalam berbagai bentuk ataupun patung keagamaan Buddha dan Hindu lainnya. Ada juga koleksi buku-buku Cina kuno yang masih memuat aksara-aksara Cina klasik yang sangat rumit, dan juga catatan-catatan pengadilan atau catatan pemerintahan kekaisaran kuno. Bagi yang menggemari misteri, lantai 1 juga memiliki bagian khusus mengenai Curio Box, jenis kotak kayu kuno dirancang sedemikian rupa sehingga bisa memuat banyak benda didalam satu kotak yang berukuran kecil. Beberapa curio box juga ada yang memuat kantong-kantong rahasia ataupun kombinasi kunci yang rumit untuk bisa membukanya. Hal yang menunjukkan teknologi yang sudah cukup maju dalam bidang seni dan artistik Cina pada masa lalu.

Naik ke lantai 2, kita bisa menyaksikan koleksi kaligrafi, lukisan-lukisan Cina kuno yang sudah sangat tua, serta koleksi guci dan ukiran-ukiran batu giok. Beberapa lukisan dan guci yang ada disini ada yang sudah berumur ratusan tahun atau bahkan satu milenia, dan berasal dari dinasti-dinasti awal kekaisaran Cina. Semisal lukisan awal musim semi (Early Spring) karya Kuo Hsi yang bertarikh tahun 960 Masehi atau patung-patung tanah liat dari zaman Dinasti Tang dari tahun 690 Masehi.

Lantai 3 sebagai tempat eksibisi yang terakhir memuat barang-barang dari zaman perunggu san juga benda-benda perpaduan antara budaya Cina dan budaya lainnya. Lonceng-lonceng atau panci-panci perunggu yang umumnya dipakai dalam upacara keagamaan semisal upacara keagamaan Konghucu ada disini. Begitu juga guci-guci yang dengan motif lukisan-lukisan Eropa atau ukiran-ukiran khas Arab, India, dan Tibet yang menunjukkan perpaduan budaya Cina dengan budaya-budaya lainnya yang ada di dunia.

Di lantai 3 ini juga terdapat ruang eksibisi khusus yang memuat koleksi non-Cina. Disini terutama memuat benda-benda antik dari kerajaan Mughal India dan juga dari kerajaan Turki Ottoman. Dua Kerajaan Islam kuno ini cukup mempengaruhi budaya Cina, khususnya seni ukir dan artistik terutama karena banyak batu-batu giok yang dipakai untuk benda-benda budaya di Cina dahulu diimpor dari dua tempat ini. Terutama dari Konstantinople, kota Istanbul saat ini. Dari sinilah perpaduan budaya Cina dengan budaya Barat, dan terutama budaya Islam dimulai. Kita juga bisa melihat disini beberapa barang-barang yang dula pernah menjadi bingkisan dari raja Mughal kepada kaisar Cina semisal piring-piring dan gelas giok yang diukir dalam motif Mughal yang kental dengan nuansa Arab dan Islam.

Tempat eksibisi unggulan dari seluruh tempat eksibisi di NPM juga ada di lantai 3 ini, tepatnya di koleksi batu berharga (Dazzling Gems Collection) dari zaman dinasti Qing. Ada sekitar 9 - 10 batu-batu berharga yang telah diukir sedemikian rupa sehingga cukup indah. Dulunya benda-benda yang berada di Dazzling Gems Collection ini berada di Istana Terlarang di Beijing, namun sekarang dipindahkan ke NPM dan menjadi benda-benda antik unggulan NPM sekaligus menjadi lambang dari NPM. Beberapa dari koleksi batu berharga ini adalah ukiran gunung yang dibuat dari Field Yellow. Field Yellow sendiri adalah sejenis batu berharga dari kuarsa yang berwarna kuning keemasan. Kata para pengukir-pengukir Cina kuno dahulu, seperti dikutip di ruangan ini, sebongkah Field Yellow sama berharganya seperti sebongkah emas. Ada juga kalung-kalung mutiara yang dipakai sebagai perhiasan kaisar, ukiran kristal, cermin dari batu giok hitam, atau Meat-Shaped stone, sejenis batu berharga yang telah diukir sehingga menyerupai sebuah potongan daging

Yang paling berharga dari semuanya, dan juga salah satu benda favorit saya di tempat ini, adalah kol giok (Jade Cabbage). Kol giok adalah benda paling berharga di museum ini dan bisa dikatakan sebagai lambang tidak resmi dari NPM seperti halnya lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci di museum Louvre, Perancis. Kol giok berasal dari zaman dinasti Qing bertarikh tahun 1644 Masehi. Dia adalah sebuah ukiran batu giok yang di diukir sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah bunga sayur kol. Jenis batu giok yang dipakai untuk membuat kol giok ini sangat jarang ditemukan, warnanya benar-benar tepat dan alami. Hijau tua sewarna daun kol diatas dan putih kehijauan di bawahnya. Dalam ukiran kol giok ini juga ada ukiran 2 ekor belalang yang menjadi lambang dari kesehatan dan keturanan yang banyak. Kol giok sudah lama menjadi perhiasan kebanggan para raja yang menjadi penguasa Istana terlarang. Pantas saja jika kemudian ini menjadi salah satu kebanggaan di NPM.

Jade Cabbage (dari http://en.wikipedia.org)


Secara umum keunggulan National Palace Museum adalah penataan lokasi museum yang rapih terletak pada koleksi benda-benda Cina kunonya yang cukup lengkap dan juga jumlah total koleksinya yang banyak. Ada sekitar 650.000 koleksi benda-benda antik di tempat ini. Semuanya diatur dan ditata dengan rapih sesuai dengan tempat dan jenisnya masing-masing.

NPM juga mengkombinasikan museum dengan tempat-tempat bersantai semacam kedai teh, taman, toko souvenir, perpustakaan, ataupun restoran yang akhirnya menjadikan NPM sebagai kompleks museum modern yang indah. Masuk ke NPM, tidak ada lagi kesan ataupun bayangan museum yang suram, gelap, dan kaku karena hanya terdiri dari benda-benda kuno saja. Para pengunjung dimanja dengan kemudahan dan juga fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang bisa digunakan dengan mudah. Bahkan sebuah klinik pun ada di NPM untuk langkah pencegahan kalau-kalau terdapat pengunjung museum yang terkena gangguan kesehatan saat mengunjungi NPM.

Dalam memamerkan koleksi benda-bendanya, NPM juga memadukan teknologi audio visual sehingga pengunjung bisa lebih menikmati dan mengetahui latar belakang dari tiap-tiap benda pusaka yang ada. Sebagai contoh di bagian benda-benda perunggu Cina kuno, ada juga pertunjukan audio visual tentang bagaimana para pandai besi dan pengrajin perunggu Cina kuno mengolah logam ini menjadi lonceng atau benda perunggu lainnya yang tidak hanya berguna, tapi juga penuh cita rasa seni dan mampu bertahan selama puluhan bahkan ratusan tahun.

Penggunaan teknologi audio visual juga bisa dilihat di lantai 1, tepatnya di bagian lukisan "Along the river in Qingming Festival". Lukisan ini menunjukkan keramaian kota Kaifeng, ibukota kekaisaran Cina di zaman dinasti Song, pada hari bersih-bersih kuburan yang lebih terkenal sebagai Qingming Day di Cina dan Taiwan dan juga merupakan hari libur nasional. Lukisan Qingming Festival di NPM ini sebenarnya lukisan reproduksi. Yang asli masih tersimpan di Istana Terlarang, Beijing. Namun disini, pengelola museum menambahkan film interaktif dimana pengunjung bisa merasakan bagaimana rasanya berada di tempat tersebut dahulu. Cukup menarik.


"Along the River in Qingming Festival", by Zheng Zheduan
(dari http://en.wikipedia.org)

Mungkin satu-satunya kelemahan dari NPM adalah tidak diperbolehkannya pengunjung untuk mengambil gambar dari koleksi-koleksi yang ada. Pihak NPM cukup tegas dalam hal ini terutama untuk mencegah rusaknya barang-barang koleksi oleh blitz kamera dan juga untuk mencegah reproduksi gambar-gambar maupun benda-benda koleksi di NPM.

Jika memang ada yang berminat untuk berkunjung ke NPM, saya sarankan untuk menyiapkan waktu sehari penuh jika ingin kesana. Total saya menghabiskan waktu dari pukul 10.30 pagi sampai pukul 16.00 sore hari untuk bisa menjelajah seluruh bagian NPM. Lumayan melelahkan. Untungnya NPM sendiri buka setiap hari dalam setahun dari pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore. Khusus di hari Sabtu, NPM memperpanjang waktu untuk berkunjung sampai pukul 8.30 malam. Jadi banyak pilihan waktu untuk berkunjung kesini.

Berkunjung ke NPM niscaya akan membuat kunjungan ke museum terasa menyenangkan untuk sekedar berwisata atau untuk menambah pengetahuan. Jika sedang berada di Taipei, maka tidak ada salahnya berkunjung ke NPM ini. Semoga museum-museum di Indonesia pun bisa mencontoh NPM dalam pengelolaan museum.

- Rizki -


NB : Foto-foto dari beberapa koleksi National Palace Museum bisa dilihat di alamat http://www.npm.gov.tw/en/collection/selections_01.htm

No comments: