Sunday 30 November 2008

Taiwanese style wedding

Taipei, 30 November 2008


Hari Sabtu kemarin saya mendapatkan kesempatan langka untuk sekali lagi melihat dan mengenal budaya di Taiwan. Kebetulan salah satu kawan saya di laboratorium yang bernama Max menikah. Jadilah saya diundang untuk datang ke pernikahannya. Sungguh pengalaman yang cukup langka. Pastinya banyak perbedaan antara proses pernikahan di Indonesia dan Taiwan. Itulah yang ingin saya lihat lebih dekat.

Sebenarnya sebelum menikah, kedua pasangan ini sudah bertunangan terlebih dahulu. Dan setelah saya tanyakan memang adalah sebuah kebiasaan disini untuk bertunangan terlebih dahulu sebelum menikah. Pernikahan sendiri berlangsung Sabtu, 29 November 2008 di Hsinchu, sebuah kota Industri di utara Taiwan, sekitar 1 jam dari Taipei. Aku pergi bersama 6 orang teman lab-ku yang lain. Musim dingin sedang melanda seluruh Taipei, suhu bisa mencapai belasan derajat. Anehnya di Hsinchu sendiri terang benderang, dengan suhu mencapai 30 derajat celcius. Aneh kan.... Tapi lumayan, paling gak aku bisa berpanas-panas ria disini.

Tempat pernikahan Max ada di sebuah Hotel di daerah pinggiran kota, dan di hotel yang sama berlangsung 5 pernikahan yang lainnya. Jadinya ada 6 pernikahan sekaligus. Wow ...gile gak tuh !!!! Kesan pertama jika kalian datang ke pernikahan ala Taiwan adalah ........ mahal. Yup sangat mahal. Di pintu depan setiap tamu akan memberikan amplop berwarna merah yang di dalamnya berisi uang. Uangnya sendiri tidak tanggung-tanggung bisa mencapai 10,000 NT (Rp 3,000,000.00). Selain itu di meja pendaftaran, petugas penerima tamu akan langsung membuka amplop untuk menghitung uang yang ada di dalamnya untuk langsung dihitung jumlah keseluruhannya. Jadi tahu deh masing-masing nyumbang berapa duit. Temanku sendiri bilang bahwa biasanya uang minimal yang diberikan adalah 1,200 NT. Mahal banget .... Jadinya apa boleh buat, di depan meja pendaftaran aku relakan deh menyumbang 1,200 NT. Tapi gak apa-apalah, hitung-hitung amal (T_T).

Meja pendaftaran, amplop uang dikumpulkan dan langsung dihitung disini

Setelah itu barulah kita masuk ke dalam ruang acara. Kami tiba sekitar pukul 11.45 pagi, acara dijadwalkan dimulai pada pukul 12.00. Jadi kami masih menunggu, selama menunggu banyak tamu-tamu yang datang. Dan disini sang mempelai pria-lah yang ikut menyambut para tamu sekaligus menyapa atau sekedar berbasa-basi. Beda kan dengan kita di Indonesia dimana kedua mempelai sudah dipingit dari awal.

Kawanku Max, sang mempelai Pria, sedang menyambut para tamu


Satu perbedaan lagi disini adalah kalau di Indonesia umumnya makanan disediakan dengan cara parasmanan sehingga para tamu nantinya akan mengambil sendiri hidangan yang ada, tapi di Taiwan kita sudah diatur duduk pada meja tertentu. Sehingga makanan disajikan langsung ke meja masing-masing tamu. Tidak ada istilah pilih-pilih makanan jadinya. Kemudian di tiap meja bisa ditempati oleh maksimal 10 orang tamu. Mungkin ini untuk memudahkan panitia menghitung jumlah tamu yang datang sekaligus menghitung jumlah hidangan yang disajikan. Cukup unik juga. Sambil menunggu tamu datang dan menunggu acara dimulai, ada dua layar besar yang menampilkan foto-foto kedua mempelai. Kayaknya yang kayak gini gak ada deh di Indonesia.

Meja tempat kami di acara pernikahan

Aku di meja tempat kami, dengan background layar tempat foto-foto mempelai ditampilkan


Pukul 12.30 barulah acara dimulai. Nah ini yang menarik dan unik dari rangkaian acara ini. Acara dimulai pertama-tama dengan menampilkan foto kedua mempelai yang akan menikah dari sejak mereka kecil hingga besar. Kemudian ada ritual mempelai masuk ruangan. Cukup unik. Pertama-tama yang akan masuk adalah anak-anak kecil yang lucu dan imut yang membawa sekeranjang bunga. Kemudian dilanjutkan dengan kerabat dari kedua mempelai yang masuk secara berpasang-pasangan. Menyusul berikutnya adalah pembawa liilin. Terus terang aku gak ngerti maksud dari 3 gelombang orang-orang ini. Barulah di bagian keempat mempelai pria sendirian masuk ke dalam ruangan. Dia akan berhenti di tengah perjalanan menuju ke panggung. Barulah kemudian mempelai wanita dan ayah sang mempelai wanita masuk ke dalam ruangan sebagai bagian terakhir. Di tengah perjalanan ke panggung, sang ayah akan menyerahkan sang mempelai wanita kepada pihak laki-laki. Mungkin sebagai simbol bahwa dia mempercayakan anaknya kepada orang lain.

Setelah itu kedua mempelai bersama dengan ayah dan ibu keduanya naik keatas panggung, dimana ada lambang besar kebahagiaan pernikahan (喜喜) di depan panggung.

Ritual mempelai masuk ruangan, dimulai dengan anak-anak kecil yang masuk

Yang kedua adalah keluarga dari kedua mempelai

Berikutnya adalah pembawa lilin

Mempelai pria, awalnya masuk ruangan sendirian

Mempelai wanita masuk didampingi ayahnya

Mempelai wanita diserahkan kepada mempelai pria

Kedua mempelai dan ayah ibunya berkumpul di panggung

Di depan panggung nantinya ada sambutan-sambutan dari pihak mempelai. Aku tidak terlalu memperhatikan yang satu ini. Mungkin karena bahasa yang digunakan campur-campur, tidak hanya mandarin. Ada juga bahasa Taiwan (Taiwanese) sehingga tidak seluruhnya bisa aku mengerti. Ada juga acara lempar bunga dari mempelai wanita kepada keluarga kedua pihak yang datang yang berjenis kelamin perempuan dan belum menikah. Katanya sih siapa yang mendapatkan bunga yang dilempar itu akan menikah berikutnya, hmm...... yang ini benar-benar seperti upacara pernikahan di Amerika Serikat ya ...... Setelah acara panggung barulah dimulai acara utama, acara makan-makan. Menunya ..... combo 11 menu secara beruntutan. Kebetulan karena aku ditemani oleh temanku sehingga mereka mengingatkan makanan mana saja yang mengandung babi. Tapi cuman 2 menu yang mengandung babi, sisanya cuma hidangan laut dan sayuran. Jadi lumayan he....he......

Selama acara makan-makan, kedua mempelai akan membagi-bagikan balon-balon berbentuk hati yang cantik dan juga ada ritual menuang anggur diatas tumpukan gelas yang disusun berbentuk piramid. Tepat pukul 15.30, acara selesai. Artinya acara utama cuman berlangsung selama 3 jam saja dari pukul setengah 1. Hmm.... padahal aku ingat waktu menikah dulu acara berlangsung dari setengah 9 pagi sampai sekitar pukul setengah 3. Berarti di Taiwan jauh lebih cepat ya. Di pintu keluar kedua mempelai dan keluarganya menyalami semua tamu yang akan pulang sambil memberikan hadiah.

Kedua mempelai membagi-bagikan balon yang lucu berbentuk hati

Menuang anggur diatas gelas yang disusun berbentuk piramid


Oya, ada satu lagi yang berbeda dengan proses pernikahan Taiwan dibandingkan dengan Indonesia jika kalian baca kembali semuanya. Apa itu ???? Yup, tidak ada akad nikah sama sekali. Tidak ada pendeta atau imam, atau upacara keagamaan sama sekali dalam proses pernikahan. Benar-benar proses pernikahan ala negara berpenduduk mayoritas atheis. Hmm....

Kira-kira kalian akan pilih proses pernikahan yang mana ?? Aku lebih suka pernikahan di negaraku sendiri. Tapi lumayan juga sih melihat proses pernikahan di negeri orang dari dekat. Walaupun lumayan mahal (T_T). OK, back to lab...... Anyway, selamat menempuh hidup baru ya Max.

- Rizki -