Thursday 24 April 2008

Tentang Demoratic Pacific Union (DPU)

Taipei, 24 April 2008

Kali ini saya ingin memberikan informasi tentang salah satu organisasi internasional yang ada di Taiwan (Republic of China), yaitu Democratic Pacific Union (DPU).

Logo Democratic Pacific Union (DPU)

Democratic Pacific Union (DPU) ini adalah sebuah organisasi non-pemerintah (Non-governmental organization) yang bergerak untuk menggalang demokrasi, perdamian, dan kemakmuran di kawasan Asia Pasifik. DPU awalnya dibentuk pertama kali pada tanggal 14 Agustus 2005 di Taiwan dan sekarang beranggotakan 28 negara-negara demokrasi di kawasan Asia Pasifik yakni :

Dari kawasan Asia

- Taiwan (Republic of China)
- Jepang
- Korea Selatan
- Republik Federasi Rusia
- India
- Indonesia

- Malaysia
- Thailand
- Filipina
- Timor Leste


Dari kawasan Amerika

- Kanada
- Amerika Serikat

- Meksiko
- Guatemala
- Honduras

- Nicaragua
- Panama
- El Salvador
- Costa Rica
- Republic Dominika
- Peru
- Paraguay

- Chili

- Kolombia
- Ekuador


Dari kawasan Pasifik Selatan

- Kepulauan Marshall
- Palau

- Kiribati
- Tuvalu
- Selandia Baru

- Kepuluauan Solomon
- Australia
- Nauru

Sesuai dengan dasar pendiriannya, DPU bertujuan untuk menjadi salah satu organisasi yang selalu mengkampanyekan demokrasi, perlindungan HAM, penegakan hukum, menjaga perdamaian antar negara-negara anggotanya, sekaligus juga memacu kerjasama di bidang industri, perdagangan, dan maritim di antara para anggotanya. Saat ini pimpinan dari Democratic Pacific Union dijabat oleh H. E. Lu Hsiu-lien yang juga merupakan wakil presiden Taiwan saat ini.

Sudah begitu banyak agenda yang dilakukan oleh DPU dalam bidang sosial dan politik terlepas dari usianya yang tergolong masih muda. Selain membuat beberapa asosiasi perdagangan, pendidikan, dan asosiasi kongres se-Asia Pasifik, DPU juga turut aktif mengkampanyekan perdamaian di negara-negara Asia Pasifik yang dilanda konflik.

DPU sebagai contoh saat ini merupakan inisator dari gerakan perdamaian untuk Myanmar yang masih dilanda konflik internal. DPU juga turut ambil bagian dalam pengawasan pemilihan umum pada beberapa negara yang menjadi anggotanya.

Salah satu hal yang menarik dari DPU adalah kegiatannya bagi para pemuda dan mahasiswa. Sebagai lembaga yang mengkampanyekan demokrasi dan perdamaian, DPU telah banyak mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan para pemuda dan mahasiswa tidak hanya dari Taiwan, tetapi juga dari berbagai negara lainnya. Misalnya saja Asian Democracy Workshop, kegiatan workshop demokrasi yang diikuti oleh mahasiswa berbagai perguruan tinggi dan berbagai negara yang ada di Taiwan. Kebetulan saya sudah 2 kali mengikuti kegiatan ini yang cukup menyenangkan karena di sinilah kesempatan saya melatih bahasa Mandarin saya sekaligus berkenalan dengan banyak teman dari berbagai negara lain terutama di Asia Pasifik.


Di Asian Democracy Workshop 2008 Taichung,
menerima sertifikat dari penanggung Asian Democracy Workshop Mr. Lin Ki-Tsen

Satu hal yang menarik lagi adalah DPU merupakan salah satu institusi pemberi beasiswa bagi mahasiswa internasional di Taiwan, selain Departemen Pendidikan Taiwan (Ministry of Education, Republic of China). Jadi buat kalian-kalian yang mau melanjutkan pendidikan di Taiwan, jangan lupa untuk mengakses website DPU di http://www.dpu.org.tw. Beasiswa DPU biasanya diberikan tiap tahun dengan deadline di bulan Maret.

Beasiswa dari DPU biasanya sih terbatas hanya untuk bidang ilmu Teknik, Bisnis & Manajemen, serta Sastra & Budaya Cina. Jadi tidak untuk mereka yang ingin mengambil bidang ilmu yang lain di Taiwan. Cuman beasiswanya lumayan besar, terjamin, dan juga umumnya sudah dipiliah sehingga kampus yang dituju adalah kampus terbaik dan kuliah yang diajarkan menggunakan bahasa Inggris. Jadi tidak ada salahnya sebagai salah satu alternatif tujuan beasiswa.

OK, semoga informasi tentang DPU ini berguna dan juga semoga tujuan cita-cita perdamaian dan kemakmuran di Asia Pasifik bisa tercapai.

- Rizki -

Friday 18 April 2008

Melongok ke National Palace Museum, Taipei

In front of National Palace Museum

Taipei, 19 April 2008

Banyak orang yang berpikir bahwa perjalanan ke museum adalah perjalanan yang membosankan dan kurang bisa dinikmati dengan baik. Namun jika kawan-kawan sedang berada di Taipei dan ingin mengunjungi tempat yang cukup menarik untuk refreshing sekaligus menambah pengetahuan mengenai khazanah budaya Cina dan dunia, maka berkunjung ke National Palace Museum tidak ada salahnya. Kebetulan sekali saya memilik waktu kosong minggu kemarin jadi saya sempatkan untuk berkunjung di sela-sela kesibukan kuliah yang cukup padat.

Saya sebenarnya mengetahui tentang National Palace Museum secara kebetulan. Pada sebuah acara mahasiswa Internasional di Taipei, seorang kawan dari Malaysia mengatakan kepada saya bahwa seperti halnya RRC, Taiwan juga memiliki "Istana Terlarang", tempat di Beijing yang terkenal dengan koleksi barang-barang antik Cina kunonya. Dari situ saya mengetahui bahwa "Istana Terlarang" di Taiwan yang dimaksud adalah National Palace Museum ini.

National Palace Musem (NPM) adalah museum nasional Taiwan yang terbesar dan juga terlengkap di seluruh Taiwan, mungkin juga di dunia, dari sisi koleksi kebudayaan Cina. Sejarah NPM sendiri sudah cukup tua, setua sejarah pemerintahan Cina di Taiwan dan setua sejarah konflik antara kaum Nasionalis Cina di Taiwan dan komunis di Cina daratan.

NPM awalnya berdiri pada tahun 1925 dan berlokasi di Istana terlarang Peking, Cina daratan. Inilah mengapa kata Palace (istana) dipakai sebagai nama tempat ini. Saat itu Cina daratan masih dikuasai oleh kaum nasionalis yang berkuasa sejak berakhirnya kekuasaan dinasti Qing di awal abad 20. Saat pecah perang Cina-Jepang kedua tahun 1931, koleksi benda-benda antik tersebut dipindahkan ke Nanking untuk mencegah kemungkinan perampasan dari tentara Jepang. Pasca berakhirnya kekuasaan Jepang di Cina pasca perang dunia kedua, timbul konflik baru di Cina dalam bentuk perang sipil antara kaum nasionalis pimpinan Chiang Kai-Shek melawan kaum komunis pimpinan Mao Zedong tahun 1945-1949.

Saat perang sipil Cina akan berakhir, Chiang Kai-Shek yang sudah menyadari bahwa dia akan kalah memerintahkan pasukannya untuk memindahkan koleksi benda-benda antik ini ke Taiwan. Sesampainya di Taiwan, barang-barang dari istana terlarang ini tidak diletakkan di satu tempat, melainkan disimpan di beberapa tempat penyimpanan yang tersebar di seluruh Taiwan, terutama di Taoyuan dan di distrik Wufeng, Taichung. Barulah di tahun 1965, seluruh koleksi benda-benda antik tersebut dikumpulkan menjadi satu di lokasi NPM sekarang.

NPM sendiri beralamat di 221 Chih-san Road Section 2 distrik Shilin, yang merupakan salah satu distrik yang cukup ramai di Taipei. Tidak begitu jauh dan dapat dijangkau dari pusat kota. Kita cukup menggunakan angkutan MRT dari stasiun pusat Taipei kemudian turun di stasiun Jiantan. Dari Jiantan, kita melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bis no.30 atau bis no.304 yang pemberhentian terakhirnya adalah di NPM.

Ditata dalam bentuk arsitektur istana Cina kuno yang unik, dengan dinding berwarna kuning keemasan yang menambah indah bentuknya, kompleks NPM terdiri dari 3 bangunan utama. Bangunan terbesarnya adalah Exhibition Hall I yang terdiri dari 4 lantai dan menyimpan koleksi-koleksi benda bersejarah ini sekaligus Warung Teh San-Hsi Tang sebagai tempat berisitirahat para pengunjung yang ingin menikmati secangkir teh hangat di tengah nuansa eksotik tempat ini. 2 bangunan lainnya adalah Exhibition Hall II yang merupakan perpustakaan dan satu kantor administrasi. Ada dua buah taman di dekat NPM yakni taman Chih-San dan Chih-Te yang juga bisa menjadi alternatif tempat beristirahat bagi pengunjung.

Untuk masuk, kita cukup membayar sebesar 160 dolar NT (setara Rp 46.000) untuk mengunjungi seluruh bagian. Jika kita datang dalam satu rombongan, maka harga yang dibayar cukup 120 NT dolar per orang. Bagi mahasiswa jauh lebih murah lagi karena karcis mahasiswa berharga 80 NT dolar, setengah dari harga karcis perorangan asalkan bisa menunjukkan kartu mahasiswa yang valid.

Ruang eksibisi NPM sendiri terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama berisikan koleksi arca-arca keagamaan, semisal patung Budha dalam berbagai bentuk ataupun patung keagamaan Buddha dan Hindu lainnya. Ada juga koleksi buku-buku Cina kuno yang masih memuat aksara-aksara Cina klasik yang sangat rumit, dan juga catatan-catatan pengadilan atau catatan pemerintahan kekaisaran kuno. Bagi yang menggemari misteri, lantai 1 juga memiliki bagian khusus mengenai Curio Box, jenis kotak kayu kuno dirancang sedemikian rupa sehingga bisa memuat banyak benda didalam satu kotak yang berukuran kecil. Beberapa curio box juga ada yang memuat kantong-kantong rahasia ataupun kombinasi kunci yang rumit untuk bisa membukanya. Hal yang menunjukkan teknologi yang sudah cukup maju dalam bidang seni dan artistik Cina pada masa lalu.

Naik ke lantai 2, kita bisa menyaksikan koleksi kaligrafi, lukisan-lukisan Cina kuno yang sudah sangat tua, serta koleksi guci dan ukiran-ukiran batu giok. Beberapa lukisan dan guci yang ada disini ada yang sudah berumur ratusan tahun atau bahkan satu milenia, dan berasal dari dinasti-dinasti awal kekaisaran Cina. Semisal lukisan awal musim semi (Early Spring) karya Kuo Hsi yang bertarikh tahun 960 Masehi atau patung-patung tanah liat dari zaman Dinasti Tang dari tahun 690 Masehi.

Lantai 3 sebagai tempat eksibisi yang terakhir memuat barang-barang dari zaman perunggu san juga benda-benda perpaduan antara budaya Cina dan budaya lainnya. Lonceng-lonceng atau panci-panci perunggu yang umumnya dipakai dalam upacara keagamaan semisal upacara keagamaan Konghucu ada disini. Begitu juga guci-guci yang dengan motif lukisan-lukisan Eropa atau ukiran-ukiran khas Arab, India, dan Tibet yang menunjukkan perpaduan budaya Cina dengan budaya-budaya lainnya yang ada di dunia.

Di lantai 3 ini juga terdapat ruang eksibisi khusus yang memuat koleksi non-Cina. Disini terutama memuat benda-benda antik dari kerajaan Mughal India dan juga dari kerajaan Turki Ottoman. Dua Kerajaan Islam kuno ini cukup mempengaruhi budaya Cina, khususnya seni ukir dan artistik terutama karena banyak batu-batu giok yang dipakai untuk benda-benda budaya di Cina dahulu diimpor dari dua tempat ini. Terutama dari Konstantinople, kota Istanbul saat ini. Dari sinilah perpaduan budaya Cina dengan budaya Barat, dan terutama budaya Islam dimulai. Kita juga bisa melihat disini beberapa barang-barang yang dula pernah menjadi bingkisan dari raja Mughal kepada kaisar Cina semisal piring-piring dan gelas giok yang diukir dalam motif Mughal yang kental dengan nuansa Arab dan Islam.

Tempat eksibisi unggulan dari seluruh tempat eksibisi di NPM juga ada di lantai 3 ini, tepatnya di koleksi batu berharga (Dazzling Gems Collection) dari zaman dinasti Qing. Ada sekitar 9 - 10 batu-batu berharga yang telah diukir sedemikian rupa sehingga cukup indah. Dulunya benda-benda yang berada di Dazzling Gems Collection ini berada di Istana Terlarang di Beijing, namun sekarang dipindahkan ke NPM dan menjadi benda-benda antik unggulan NPM sekaligus menjadi lambang dari NPM. Beberapa dari koleksi batu berharga ini adalah ukiran gunung yang dibuat dari Field Yellow. Field Yellow sendiri adalah sejenis batu berharga dari kuarsa yang berwarna kuning keemasan. Kata para pengukir-pengukir Cina kuno dahulu, seperti dikutip di ruangan ini, sebongkah Field Yellow sama berharganya seperti sebongkah emas. Ada juga kalung-kalung mutiara yang dipakai sebagai perhiasan kaisar, ukiran kristal, cermin dari batu giok hitam, atau Meat-Shaped stone, sejenis batu berharga yang telah diukir sehingga menyerupai sebuah potongan daging

Yang paling berharga dari semuanya, dan juga salah satu benda favorit saya di tempat ini, adalah kol giok (Jade Cabbage). Kol giok adalah benda paling berharga di museum ini dan bisa dikatakan sebagai lambang tidak resmi dari NPM seperti halnya lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci di museum Louvre, Perancis. Kol giok berasal dari zaman dinasti Qing bertarikh tahun 1644 Masehi. Dia adalah sebuah ukiran batu giok yang di diukir sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah bunga sayur kol. Jenis batu giok yang dipakai untuk membuat kol giok ini sangat jarang ditemukan, warnanya benar-benar tepat dan alami. Hijau tua sewarna daun kol diatas dan putih kehijauan di bawahnya. Dalam ukiran kol giok ini juga ada ukiran 2 ekor belalang yang menjadi lambang dari kesehatan dan keturanan yang banyak. Kol giok sudah lama menjadi perhiasan kebanggan para raja yang menjadi penguasa Istana terlarang. Pantas saja jika kemudian ini menjadi salah satu kebanggaan di NPM.

Jade Cabbage (dari http://en.wikipedia.org)


Secara umum keunggulan National Palace Museum adalah penataan lokasi museum yang rapih terletak pada koleksi benda-benda Cina kunonya yang cukup lengkap dan juga jumlah total koleksinya yang banyak. Ada sekitar 650.000 koleksi benda-benda antik di tempat ini. Semuanya diatur dan ditata dengan rapih sesuai dengan tempat dan jenisnya masing-masing.

NPM juga mengkombinasikan museum dengan tempat-tempat bersantai semacam kedai teh, taman, toko souvenir, perpustakaan, ataupun restoran yang akhirnya menjadikan NPM sebagai kompleks museum modern yang indah. Masuk ke NPM, tidak ada lagi kesan ataupun bayangan museum yang suram, gelap, dan kaku karena hanya terdiri dari benda-benda kuno saja. Para pengunjung dimanja dengan kemudahan dan juga fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang bisa digunakan dengan mudah. Bahkan sebuah klinik pun ada di NPM untuk langkah pencegahan kalau-kalau terdapat pengunjung museum yang terkena gangguan kesehatan saat mengunjungi NPM.

Dalam memamerkan koleksi benda-bendanya, NPM juga memadukan teknologi audio visual sehingga pengunjung bisa lebih menikmati dan mengetahui latar belakang dari tiap-tiap benda pusaka yang ada. Sebagai contoh di bagian benda-benda perunggu Cina kuno, ada juga pertunjukan audio visual tentang bagaimana para pandai besi dan pengrajin perunggu Cina kuno mengolah logam ini menjadi lonceng atau benda perunggu lainnya yang tidak hanya berguna, tapi juga penuh cita rasa seni dan mampu bertahan selama puluhan bahkan ratusan tahun.

Penggunaan teknologi audio visual juga bisa dilihat di lantai 1, tepatnya di bagian lukisan "Along the river in Qingming Festival". Lukisan ini menunjukkan keramaian kota Kaifeng, ibukota kekaisaran Cina di zaman dinasti Song, pada hari bersih-bersih kuburan yang lebih terkenal sebagai Qingming Day di Cina dan Taiwan dan juga merupakan hari libur nasional. Lukisan Qingming Festival di NPM ini sebenarnya lukisan reproduksi. Yang asli masih tersimpan di Istana Terlarang, Beijing. Namun disini, pengelola museum menambahkan film interaktif dimana pengunjung bisa merasakan bagaimana rasanya berada di tempat tersebut dahulu. Cukup menarik.


"Along the River in Qingming Festival", by Zheng Zheduan
(dari http://en.wikipedia.org)

Mungkin satu-satunya kelemahan dari NPM adalah tidak diperbolehkannya pengunjung untuk mengambil gambar dari koleksi-koleksi yang ada. Pihak NPM cukup tegas dalam hal ini terutama untuk mencegah rusaknya barang-barang koleksi oleh blitz kamera dan juga untuk mencegah reproduksi gambar-gambar maupun benda-benda koleksi di NPM.

Jika memang ada yang berminat untuk berkunjung ke NPM, saya sarankan untuk menyiapkan waktu sehari penuh jika ingin kesana. Total saya menghabiskan waktu dari pukul 10.30 pagi sampai pukul 16.00 sore hari untuk bisa menjelajah seluruh bagian NPM. Lumayan melelahkan. Untungnya NPM sendiri buka setiap hari dalam setahun dari pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore. Khusus di hari Sabtu, NPM memperpanjang waktu untuk berkunjung sampai pukul 8.30 malam. Jadi banyak pilihan waktu untuk berkunjung kesini.

Berkunjung ke NPM niscaya akan membuat kunjungan ke museum terasa menyenangkan untuk sekedar berwisata atau untuk menambah pengetahuan. Jika sedang berada di Taipei, maka tidak ada salahnya berkunjung ke NPM ini. Semoga museum-museum di Indonesia pun bisa mencontoh NPM dalam pengelolaan museum.

- Rizki -


NB : Foto-foto dari beberapa koleksi National Palace Museum bisa dilihat di alamat http://www.npm.gov.tw/en/collection/selections_01.htm

Sunday 13 April 2008

Satu lagi keunikan Pilkada

Saya selalu tersenyum setiap kali mengetahui hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) khususnya Pilkada tingkat propinsi. Apalagi membaca berita baru-baru ini mengenai pilkada Jawa barat.

Akhirnya, ya akhirnya. Setelah "kalah" dari ujung barat Indonesia sampai ujung timur Indonesia dalam berbagai pertarungan Pilkada, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akhirnya mempunyai calon yang menang di level provinsi. Maklum kekalahan selalu mendera partai ini sejak pertama kali kadernya Irwan Prayitno kalah di pilgub Sumatera Barat, dan terakhir adalah kekalahan di "kandang" PKS sendiri saat Adang Daradjatun dikeroyok bung kumis Fauzi Bowo di ibukota Jakarta. Belum termasuk kalahnya pasangan Azwar Abubakar-Nasir Jamil di NAD, atau kalahnya pasangan Dzulkieflimansyah- Marissa Haque di Banten. Kader PKS mungkin bisa bernapas lega akan hal ini.

Namun bagi saya pribadi ini bukanlah sebuah kejutan. Pilkada di Indonesia memang unik. Dan setiap pilkada yang ada punya keunikan masing - masing.

Secara umum di pemilu 2004, partai Golkar adalah pemenang mutlak pemilu legislatif dengan menguasai sekitar 27 propinsi yang ada di Indonesia. Hanya 6 propinsi yang tidak dikuasai oleh Golkar. Bangka Belitung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Bali dipegang oleh PDIP. Sementara Jawa Timur dikuasai PKB, sedangkan ibukota DKI Jakarta jatuh ke tangan PKS. Namun korelasi legislatif ini sedikit sekali berkaitan dengan hasil di pilkada selama ini. Tidak pernah bisa berbanding lurus dengan kantong massa partai. Inilah momen dimana begitu banyak karakteristik politik yang unik timbul serta kejutan terjadi.

Kita lihat satu persatu. Suara partai yang kecil di legislatif, belum tentu menjadi jaminan mereka jadi pesakitan di pilkada. Pilkada Sumatera Barat contohnya. Didukung oleh PDIP yang jadi "pesakitan" Sumatera Barat, Gamawan Fauzi justru tampil sebagai pemenang.

PDIP seakan masih belum berhenti mencuri sensasi. Kembali PDIP memenangkan pilkada Irjabar saat Abraham Oktovianus Atururi tampil sebagai juara di salah satu propinsi termuda ini. Partai kedua terbesar di Indonesia yang suaranya turun drastis ini malah memberi hantam terbesar kepada Golkar di pilkada. Dua hantaman terbesar buat Golkar, selain Jawa Barat tentunya, adalah kemenangan pasangan PDIP Syahrul Yasin Limpo - Agus Arifin Nu'mang di Sulawesi Selatan yang sudah turun temurun adalah benteng terbesar Golkar di Indonesia timur. Banyak yang menganggap kejutan besar saat pasangan PDIP ini menang di Sulawesi Selatan, kampung halaman Jusuf Kalla yang merupakan wapres RI sekaligus ketua umum Gokar. Ditambah lagi kekalahan Golkar di Jawa Barat barusan menambah kegagalan partai terbesar ini dalam merebut kursi gubernur di propinsi yang dikuasai sebagian besar konstituennya.

Lebih dari itu masih banyak fenomena lain yang unik dari pilkada ini. Pilkada NAD menjadi bukti nyata, dan sebuah tuntutan tersembunyi, bahwa seorang calon independen bisa tampil sebagai kandidat dan keluar sebagai pemenang.

Di pilkada ini juga kita bisa melihat berkuasanya kembali orang-orang yang dulu justru pernah menjadi gubernur di era orde baru. Barnabas Suebu di Papua dan H. B. Paliudju di Sulteng, dua-duanya pernah menjadi gubernur sebelum reformasi 1998, kembali terpilih di tahun 2007 kemarin. Lama sesudah tak terdengar lagi kabar mereka pasca reformasi.

Dan pilkada ini juga menunjukkan kuatnya figuritas seseorang menjadi salah satu faktor penting untuk seseorang terpilih menjadi gubernur. Ini sebabnya mengapa di Jambi, Golkar memilih "mengalah" pada seorang Zulkifli Nurdin, gubernur Jambi terpilih yang juga pengusaha lokal yang cukup terkenal, yang kader PAN terlepas dari PAN sendiri mengalami penurunan suara yang cukup besar di pemilu kemarin. Atau bagaimana seorang Teras Narang, putra dayak yang memang sudah cukup top di ibukota bisa tampil sebagai gubernur Kalimantan Tengah terlepas dari partainya yakni PDIP kalah dari Golkar waktu pemilu legislatif disana,

Walaupun demikian, tetap ada tempat dimana Golkar sebagai partai penguasa tetap menancapkan kukunya sebagai pemenang pilkada. Golkar misalnya menang di Banten dengan Ratu Atut, Sulawesi Barat dengan Anwar Adnan Saleh, atau Sulawesi Utara dengan Sinyo Harry Sarundayang.

Melihat khusus ke ibukota, kita pun melihat kondisi yang unik. DKI Jakarta-lah satu-satunya propinsi yang memegang rekor jumlah kandidat paling sedikit dalam sebuah pilkada. Digadang-gadang dengan berbagai figur top yang potensial untuk menjadi gubernur, Pilkada DKI akhirnya "hanya" menghasilkan Fauzi Bowo - Prijanto plus Adang Darajatun - Dani Anwar di 3 jam terakhir pendaftaran kandidat. The Battle of Jakarta, begitulah beberapa analis politik ibukota menjuluki pilkada ini. Disini juga fenomena politisasi sangat kental terasa, plus fenomena sebuah PKS yang "dikeroyok" partai-partai lainnya walaupun saya sendiri tidak ingin menarik wacana kearah situ. PKS pun harus menerima kalah di kandangnya sendiri dari sebuah intrik keroyokan. Namun akhirnya PKS "membalas" itu baru-baru saja di Jawa Barat.

Ada yang unik juga dari pilkada ini. Walaupun Ahmad Heryawan terpilih sebagai gubernur Jawa Barat, tapi secara notabene dia sebelumnya adalah anggota DPRD DKI Jakarta yang jelas-jelas beda propinsi. Heterogenitas Jakarta dan Jawa Barat tentulah berbeda. Jadi cukup unik juga kemenangan Ahmad Heryawan ini. Apakah karena figur beliau didompleng oleh ketenaran Dede Yusuf yang adalah artis terkenal dan juga urang Sunda asli, bisa menjadi analisa baru. Dan entah apakah ini kemudian menjadi inspirasi bagi para tokoh-tokoh lain untuk menjadi pemimpin di wilayah yang bukan asalnya. Jika Ahmad Heryawan yang jadi anggota DPRD DKI Jakarta bisa jadi gubernur Jawa Barat, maka jangan aneh jika nanti ada orang Aceh yang jadi Gubernur Papua atau sebaliknya ada orang Papua yang jadi Gubernur NAD.

Seperti halnya seorang keturunan Jepang totok bernama Alberto Fujimori bisa jadi presiden Peru, negeri yang beda budaya di Amerika Selatan sana. Atau bagaimana dalam sejarah seorang warga negara Austria bernama Adolf Hitler malah tampil jadi diktator Jerman.

Maka selamat datang di uniknya politik Indonesia. Selamat datang dalam uniknya Pilkada di Indonesia.

Calon independen yang maju tanpa partai namun tampil dan jadi pemenang...... ada di sini

Calon yang hanya didukung partai gurem tapi tampil sebagai pemenang..... ada di sini

Calon yang karirnya di propinsi yang satu tapi malah tampil sebagai pemenang di propinsi yang lain......... ada di sini

Calon yang normal-normal aja, didukung partai besar yang menang di daerah yang bersangkutan ................. ada disini

Calon keroyokan yang kemudian baru daftar di menit-menit terakhir ................ ada disini

Anyway, ada 3 lumbung suara terbesar di Indonesia. Total suara dari 3 propinsi ini bisa memegang sampai 50 persen suara total pemilih di Indonesia. Propinsi itu adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kebetulan sekali 3 propinsi kemarin ini dimenangkan 3 partai berbeda. Jabar oleh Golkar, Jateng oleh PDIP, dan Jatim oleh PKB. Pilkada Jabar akhirnya dimenangkan oleh Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf. Pertanyaan bagaimana kemudian pilkada berikutnya akan berjalan di dua lumbung suara tersisa Jawa Tengah dan Jawa Timur ????? Menarik.....menarik.....menarik......bagi mereka yang suka menganalisa politik.

Selamat untuk Bapak Ahmad Heryawan dan Kang Dede Yusuf. Selamat buat sejarah berikutnya yang ditoreh pilkada seperti halnya pilkada-pilkada lainnya. Bukan masalah siapa yang menang, atau keunikan apa yang ada di pilkada itu yang diinginkan rakyat Indonesia. Tapi bagaimana agar pemimpin yang telah terpilih bisa menjalankan amanah dengan baik dan tidak mengkhianati amanahnya.

Ayo...menuju politik dan kehidupan Indonesia yang lebih baik.


Muhammad Rizki Ramadhani
Taipei, Taiwan


NB :

Wah istriku pasti senang banget nih jagoannya menang. Jujur aku memang gak begitu suka dengan PKS, tapi biar bagaimanapun para kader yang sudah menumpahkan airmata pada berbagai kekalahan PKS sebelumnya berhak mendapatkan kemenangan mereka walaupun itu mungkin sekali ini saja. Jadi selamat buat PKS. Nampaknya gw harus kembali turun tangan nih (^_^), masih ada Jawa Tengah dan Jawa Timur. OK, saatnya bangkit dari kubur.

Thursday 10 April 2008

Saat-saat berat di Taiwan

Taipei, 10 April 2008

Jujur satu setengah bulan ini cukup berat dan cukup melelahkan bagi aku. Plus beberapa hasil yang kurasa agak mengecewakan. Pertama yang paling terasa adalah beasiswa yang sampai hari ini belum turun juga. Total sudah hampir 1 bulan beasiswaku belum turun. Dan karena beasiswa itu adalah untuk 2 bulan, maka bisa dibilang total sudah hampir 3 bulan beasiswaku belum turun juga.

Kedua perjalananku yang demikian banyak selama 2 setengah bulan ini. Sejak liburan musim dingin ke Pingtung di awal Februari, aku sudah 2 kali ke Taichung untuk pengajian dan muktamar FORMMIT, 1 kali ke Tainan untuk pengajian, 1 kali ke Hsinchu untuk pengajian, dan 1 kali ke Kaohsiung untuk AAMT 2 minggu lalu. Entah kenapa aku jadi agak hectic untuk bepergian lagi.

PR DIP yang pertama kemarin aku rasa kurang maksimal. Dan kemarin pun adalah ujian kuliah Nanoscience yang juga aku rasa kurang maksimal. Kemampuan menghapalku terasa menurun. Entah kenapa. Kurasa mungkin aku terlalu tenggelam dengan perjalanan-perjalanan selama ini jadi kurang bisa mengatur waktu kembali. Yah, pertengahan semester yang berantakan.

Tambah lagi tidak ada satupun tim Italia yang lolos ke semifinal Liga Champions (T_T). Benar-benar ujian bertubi-tubi.

Itulah kenapa aku merasa sangat lelah, plus memang terasa sedikit sakit belakangan ini. Mungkin inilah saat terberatku di Taiwan. Saat-saat tersulit. Karena itulah aku memilih menenangkan diri hari ini. Aku ke Yang Ming Shan. Taman Nasional yang terletak di pegunungan Yang Ming di utara Taipei. Kebetulan sih karena ini tempat wisata yang gratis. Sekedar untuk mencari ketenangan dan merumuskan jadwal dan rencana kembali, yang mungkin selama ini tertutup dengan kesenangan bepergian.


Entering Yang Ming Shan National Park

Di air terjun Tatuen

Dengan bunga Azalea ungu yang indah


Inilah yang sebenarnya aku takutkan setiap kali menjalani kegiatan akademis. Gagal membuat perencanaan yang baik. Dan juga aku takut setiap perjalanan backpacking, yang paling aku takutkan adalah aku tidak menikmati perjalanan itu. Terbebani oleh pikiran tentang kuliah atau pikiran-pikiran lainnya. Atau jika misal itu perjalanan itu sia-sia karena menghabiskan banyak waktu, uang, dan tenaga, sementara masih ada prioritas kerja yang harus dilakukan dan perjalanan itu tidak memiliki hasil apa-apa di akhir. Mungkin ini tanda agar aku bisa mengatur perjalananku lebih baik lagi ke depan. Karena jujur yang aku inginkan saat ini adalah berkonsentrasi pada belajar, mengurangi perjalanan (kecuali untuk istriku, ke dasar laut pun kusambangi), plus fokus untuk semua amanah di Taipei.

Aku karena aku ingin lebih menikmati semua perjalanan yang kulakukan. Karena memang sudah jadi hobiku. Tapi sudahlah. Kadang kala kita butuh satu "hantaman" kecil sebagai pengingat untuk lebih baik ke depan. Aku selalu bercita-cita untuk bisa menaklukkan Taiwan. Semua obyek wisata, semua kota. Dan saat satu demi satu ada kesempatan untuk melakukan hal itu, maka aku pun tak melewatkannya. Hmmm....sayang mungkin agak sedikit kebablasan. Pengennya sih mengunjungi 8 flagship Taiwan seluruhnya. Tapi sampai saat ini baru 2, Taipei 101 dan pantai Kenting, yang baru dikunjungi. Tapi aku pun mestinya menyadari kalau itu butuh waktu, dan mesti ada tujuannya. Jika hanya sebuah target kedatangan saja, maka apa gunanya perjalanan itu. Hanya membuat kita terburu-buru. Tidak menikmati. Perlu lebih dari sekedar waktu dan tenaga untuk bepergian, terlebih menikmati perjalanan itu. Aku pun harusnya bisa mengambil sisi positif, bahwa minimal aku sudah mencapai ujung utara (Taipei) dan ujung selatan (Kenting) dari Taiwan (^_^). Seperti halnya aku waktu bepergian dari Aceh ke Papua walaupun belum puas menjelajah Kalimantan dan sama sekali gak pernah ke Bali. Semua ada waktunya. Dan tidak semua yang kita rencanakan pun harus berhasil. Nikmati saja. Dan ingat akan prioritas lain yang mesti dilakukan.

Makanya aku ke Yang Ming Shan tadi dengan pikiran yang sengaja kukosongkan untuk lebih merenung dan menikmati semua suka duka yang ada selama ini, khususnya di waktu belakangan ini. Aku sangat menikmati perjalanan kali ini, dan ku cuman berharap semua ini ada hikmahnya.

Ya Allah, kalau ini memang ujian untukku, biar aku terima dengan ikhlas. Anyway, katanya orang yang sedang diuji doanya akan terkabul bukan ?? (^_^). So say a prayer, he...he....

Ahhh....adalah pekerjaan berat memang mengatur rencana hidup sehari-hari yang kadang tidak sesuai rencana. Tapi ambil positifnya aja. Paling gak sekarang PR no.3-nya Miss Amy sudah mulai terselesaikan dengan baik. Plus istriku telepon lagi tadi, aduhhh.....senangnya (^_^).

Ya Allah, jadikan semua ujian ini berakhir indah di ujungnya. Dan biar aku jalani ini dulu semua walaupun berat (terutama berat di ongkos yang belum turun hampir 3 bulan ini he..he...). Salam penuh keindahan dari Taipei.


Flower Clock (Jam Bunga), ciri khas Yang Ming Shan


- Rizki, Taipei -

Thursday 3 April 2008

Indonesian Magnificent 7 of World Heritage

Taipei, 3 April 2008

Aku masih terbawa liburan nih terus terang. Tapi selama disini aku selalu membawa cerita tentang keindahan bumi Formosa. Tidak ada salahnya bukan kembali melihat kembali keindahan bumi Indonesia dan juga kekayaan alamnya.

Anyway, di tulisan sebelumnya aku sudah menjelaskan soal UNESCO WORLD HERITAGE. Status cagar budaya tertinggi di PBB, status yang membuat sebuah cagar budaya menjadi bagian dari cagar budaya dunia yang mesti dilestarikan dan harus dijaga bahkan dalam kondisi perang sekalipun.

Indonesia punya 7 cagar budaya yang telah dikategorikan sebagai UNESCO WORLD HERITAGE. Apa saja itu ? Yuk kita jelajahi 7 cagar budaya dunia di Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke ini.

1. Hutan Hujan Tropis Sumatra (Sumatra Tropical Rainforest)

Hutan Hujan Tropis Sumatra terdaftar sejak tahun 2004 dan menyatukan 4 taman nasional terbesar di pulau Sumatera, yakni Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh, Taman Nasional Kerinci Seblat di Jambi, sampai ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Lampung. Hutan Hujan Tropis Sumatra adalah sistem hutan hujan tropis terbesar di Asia dan salah satu yang terbesar di dunia. Dengan luas wilayah sekitar 25,000 kilometer persegi, Hutan Hujan Tropis Sumatra menyimpan begitu banyak kekayaan alam serta berbagai fauna langka Indonesia yang masih dapat ditemukan secara bebas, semisal Harimau Sumatra atau Orangutan Sumatra. Tanaman-tanaman langka seperti Rafflesia Arnoldi dan berbagai tanaman khas endemik Indonesia juga ada disini. Dengan biodiversitas yang lumayan besar untuk flora dan faunanya, Hutan Hujan Tropis Sumatra juga termasuk dalam cagar alam yang dilindungi pada beberapa organisasi lingkungan hidup semisal WWF dan Greenpeace.

2. Taman Nasional Ujung Kulon

Terletak di ujung paling barat dari pulau Jawa (Propinsi Banten), mungkin tidak ada orang Indonesia yang tidak mengenal taman nasional yang satu ini. Percaya atau tidak, Taman Nasional Ujung Kulon adalah taman nasional pertama di Indonesia dan menjadi World Heritage di tahun 1992. Taman Nasional Ujung Kulon sebenarnya meliputi wilayah daratan dan juga wilayah kepulauan seperti pulau Peucang, pulau Handeuleum, dan beberapa pulau anak gunung Krakatau dengan luas total mencapai 1206 kilometer persegi. Yang paling terkenal dari taman nasional ini, apa lagi kalau bukan Badak bercula satu khas Jawa yang jumlahnya sudah makin sedikit sehingga perlu dilestarikan.

3. Sangiran

Sangiran adalah sebuah kota di Jawa Tengah, dekat kota Surakarta (Solo) di pinggiran sungai Bengawan Solo. Sangiran menjadi World Heritage di tahun 1996. Yang membuat Sangiran terkenal adalah penelitian yang dilakukan oleh arkeolog Belanda, Dr. Von Koenigswald, yang menemukan beberapa fosil manusia purba serta sisa-sisa peninggalan prasejarah di tempat ini. Sehingga Sangiran pun menjadi salah satu daerah ekskavasi arkeologi sekaligus salah satu tempat pertama yang dihuni manusia di dunia.

4. Candi Prambanan

Salah satu dari 2 candi yang tidak perlu dipertanyakan lagi di Indonesia. Prambanan terletak di propinsi Jawa Tengah, dekat dengan perbatasan DI Yogyakarta dan mencakup kompleks candi Hindu yang terbesar di dunia. Kurang lebih ada sekitar 250 candi terpisah yang ada di Prambanan. Prambanan masuk menjadi World Heritage di tahun 1991. Prambanan dibangun pada tahun 850 M oleh Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya pada masa kerajaan Mataram kuno. Setelah dibangun, Prambanan ditinggalkan dalam waktu yang cukup lama dan baru dipugar kembali di tahun 1953. Gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah di tahun 2006 sempat mempengaruhi kondisi candi Prambanan. Namun sekarang, perbaikan pasca gempa sudah dilakukan untuk kembali memperindah candi yang jadi salah satu landmark Indonesia ini.

5. Candi Borobudur

Candi yang terkenal sampai ke manca negara dan jadi landmark Indonesia dan menjadi World Heritage di tahun 1991. Terletak di bagian kota Magelang propinsi Jawa Tengah, Borobudur dibangun di abad ke-9 oleh Raja Samaratungga dari dinasti Syailendra. Nama arsiteknya sendiri adalah Gunadharma, yang kemudian diabadikan menjadi salah satu universitas di Indonesia. Berbentuk simetris dalam 4 sisi dengan satu stupa tunggal di tengah. Borobudur adalah candi Buddha yang memiliki banyak sekali patung Buddha baik yang ada di dalam stupa-stupanya maupun tidak. Konon barangsiapa yang bisa meraih tangan Buddha yang ada di dalam stupa, maka keinginannya akan terkabul. Mungkin tidak perlu banyak diceritakan lagi tentang cagar budaya yang satu ini.

6. Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo terletak di propinsi Nusa Tenggara Timur, mencakup 3 pula besar yakni pulau Komodo, pulau Rinca, dan pulau Padar. Menjadi World Heritage di tahun 1991, Taman Nasional Komodo terkenal sebagai habitat asli Komodo, hewan khas NTT dan juga Indonesia. Walaupun demikian, Taman Nasional Komodo tidak hanya menjadi tempat tujuan mereka yang tertarik dengan Komodo atau ingin meneliti tentang hewan langka yang satu ini. Tapi juga menarik sebagai tempat wisata pantai, terutama buat mereka yang menggemari menyelam dan snorkeling.

7. Taman Nasional Lorentz

Taman nasional yang satu ini terletak di Papua. Mengambil nama Hendrikus Albertus Lorentz, seorang penjelajah Belanda yang menjelajahi daerah ini di awal abad 20, Taman Nasional Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Indonesia yang mencakup daerah pesisir sampai ke pegunungan Jaya Wijaya di utara. Kita bisa menikmati pemandangan pepohonan Mangrove atau mendaki puncak Jaya bagi para pendaki di tempat ini. Taman Nasional Lorentz diabadikan sebagai World Heritage di tahun 1999. Sayangnya taman nasional ini mendapat banyak dampak buruk akibat penambangan Freeport di sekitarnya. Saya pribadi berharap semoga keindahan Taman Nasional Lorentz dan juga keindahan lingkungan di wilayah Papua ini bisa dijaga, bukan hanya dengan mengeksploitasi mineral dan sumber daya tambangnya terus menerus.


Inilah magnificent 7-nya Indonesia. Kalau dilihat, rupanya kebanyakan dari kekayaan cagar budaya kita adalah kekayaan alam yang alami yah, bukan bangunan buatan manusia walaupun adanya Borobudur dan Prambanan juga cukup membanggakan. Mungkin ini bukti bahwa Indonesia memang diberikan karunia berupa bentang alam yang sangat indah dengan seluruh kekayaan alam di dalamnya. Yang tentunya harus dijaga dan dilestarikan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, apakah itu pembalak hutan, atau orang-orang yang hanya mau mengeruk kekayaaan alam Indonesia secara tidak bertanggung jawab.

Ya Allah, bantulah aku untuk bisa menjaga kekayaan alam bumi Indonesiaku.


- Muhammad Rizki Ramadhani, tetap orang Indonesia -

Wednesday 2 April 2008

Bergabung di Youth Travel In Taiwan

Taipei, 3 April 2008


Jika sedang tidak sibuk dan ingin melihat pemandangan alam di pulau kecil ini, maka backpacking merupakan pilihan yang tidak ada salahnya. Pemerintah Taiwan pun sedang berusaha meningkatkan kegiatan pariwisata Taiwan, terutama dengan menarik anak-anak muda yang hobi dan berniat untuk backpacking dan travelling untuk bisa menikmati keindahan alam di Taiwan.

Yup. Taiwan Youth Legislative, parlemen pemuda Taiwan, yang berada langsung dibawah Legislative Yuan (DPR-nya Taiwan) sebagai sarana pendidikan politik keparlemenan kepada pemuda baru saja melaunch situs youthtravel.tw dan program Youth Travel in Taiwan. Program wisata yang diperuntukkan bagi para kaum muda ini mempunyai dua sisi positif.

Dari sisi pemuda lokal Taiwan, program ini mendidik pemuda-pemudi Taiwan yang siap menjadi guide untuk memberikan informasi mengenai obyek-obyek wisata terbaik di Taiwan sekaligus melatih kemampuan mereka berbahasa asing. Dari sisi mahasiswa asing, program ini bertujuan baik untuk memperkenalkan budaya Taiwan sekaligus mempelajari perkembangan pariwisata Taiwan sekaligus memberikan keuntungan budaya berupa hubungan erat antar para backpackers muda dari berbagai negara sekaligus memberikan keuntungan ekonomi mengingat komunitas backpackers di Youth Travel in Taiwan akan mendapatkan banyak potongan harga untuk transportasi maupun penginapan selama menjelajah bumi Formosa.

Tidak tanggung-tanggung banyak hal-hal positif lainnya. Melalui program Youth Travel In Taiwan ini juga diadakan lomba penulisan blog perjalanan ke tempat-tempat menarik di Taiwan. Pemenang pertama dari lomba ini jatuh kepada mahasiswa NTU asal Singapura. Menarik untuk diikuti, sekaligus bisa menjadi contoh bagi pengembangan pariwisata negeri kita tercinta Indonesia, yang tentu memiliki obyek wisata jauh lebih banyak daripada Taiwan.

Maka kalau mau iseng-iseng bepergian di Taiwan dan anda masih berstatus mahasiswa, coba mampir sebentar di situs youthtravel.tw. Semua informasi lengkap mengenai obyek wisata di 5 wilayah Taiwan (utara, tengah, selatan, timur, dan propinsi kepulauan) tersaji lengkap termasuk harga penginapan termurah dan beberapa tempat-tempat makanan halal bagi yang membutuhkan.

Masih merasa tertantang, coba lagi yang satu ini. Departemen Pariwisata Taiwan baru saja me-launch 8 flagship sites, 8 tempat unggulan wisata di Taiwan yang secara resmi dijadikan landmark atau cagar budaya resmi negara. Rencananya 8 tempat ini akan dipromosikan untuk naik tingkat menjadi UNESCO WORLD HERITAGE pada sidang UNESCO di Kanada bulan Juli 2008 ini. UNESCO WORLD HERITAGE adalah kategori yang diberikan bagi obyek-obyek wisata yang dianggap oleh UNESCO, badan dunia PBB yang mengurus kebudayaan, sebagai obyek wisata resmi dunia yang tidak boleh dirusak serta mesti selalu dilestarikan. Suatu cagar budaya yang menjadi UNESCO WORLD HERITAGE berstatus dilindungi oleh PBB yang tidak boleh dirusak bahkan oleh perang sekalipun. Inilah status tertinggi sebuah cagar budaya di dunia.

Beberapa situs UNESCO WORLD HERITAGE diantaranya Venesia dan kanal-kanal airnya di Italia, tembok raksasa Cina, taman nasional Kilimanjaro di Kenya, atau Great Barrier Reef di Australia. Dari dunia Islam, beberapa situs yang dijadikan UNESCO WORLD HERITAGE adalah kota tua Mesir dan masjid Umar Bin Khattab, kota tua Jerussalem (Al-Quds), madrasah Timbuktu di Mali, Benteng Salahuddin Al Ayubi di gurun Syria, atau masjid Divrigi di Turki. Indonesia sendiri punya 7 UNESCO WORLD HERITAGE, beberapa diantaranya adalah candi Borobudur di Yogyakarta, Taman Nasional Komodo di NTT, Taman Nasional Lorentz di Papua, dan sistem hutan hujan tropis Sumatra mulai dari Leuser di Aceh sampai Bukit Barisan Selatan di Lampung.

Kebetulan Taiwan sampai sekarang belum punya satu pun obyek wisata yang menjadi UNESCO WORLD HERITAGE, mungkin karena itu mereka menggalakkan dunia pariwisatanya. Mungkin juga dari 8 flagship sites, situs wisata unggulan Taiwan itu, anda sudah pernah pergi ke beberapa diantaranya. Apa saja itu ?? Ini dia :

1. Taipei 101

Berstatus sebagai bangunan tertinggi di dunia sampai saat ini. Taipei 101 mengambil nama kota Taipei dan 101 yang merupakan jumlah lantai di bangunan ini. Taipei 101 dirancang oleh C.Y. Lee, arsitek Taiwan jebolan Cheng Kung University dan pertama kali dibuka di tahun 2004. Saat itu, Taipei 101 mengalahkan Menara Kembar Petronas sebagai bangunan tertinggi di dunia. Salah satu keunikan Taipei 101 adalah struktur penyeimbang "damper baby" ditengahnya yang bekerja dengan prinsip elastisitas untuk menyangga bangunan ini. Taipei 101 adalah satu-satunya bangunan dunia yang memiliki "damper baby". Sebenarnya Taipei 101 saat ini bukan lagi "bangunan" tertinggi di dunia, kalah oleh menara Burj Dubai di Uni Emirat Arab. Tetapi karena Burj Dubai masih dalam tahap pengerjaan dan belum diresmikan, maka Taipei 101 masih menjadi bangunan tertinggi di dunia saat ini, dan mungkin akan terus menjadi yang tertinggi jika menara Burj Dubai tidak selesai pengerjaannya.

2. National Palace Museum

Terletak di Taipei County dan bersatus sebagai museum nasional Taiwan, National Palace Museum adalah "kota terlarang" (Forbidden City) versi Taiwan seolah-olah ingin menyaingi kota terlarang di RRC. Namun yang membuat National Palace Museum terkenal adalah seluruh artifak dan benda-benda budaya dari kota terlarang di Beijing semua ada disini. Jadi sebenarnya kota terlarang di Beijing sudah hampir tidak memiliki artifak sama sekali karena sudah dipindahkan kesini. Konon saat perang sipil Cina tahun 1945 - 1949, Chiang Kai-Shek sudah menyadari bahwa dia akan kalah perang melawan komunis. Sebelum dia meninggalkan kota Beijing, dia memerintahkan pasukannya untuk memindahkan semua benda budaya di kota terlarang Beijing untuk dipindahkan ke Taiwan, ke National Palace Museum sekarang. Beberapa artifak terkenal di museum ini adalah lukisan seratus kuda "Painting of One Hundred Horses" dan juga Kol Giok (Jade Cabbage), ukiran batu giok terbesar di dunia peninggalan dinasti Ming. Mungkin kawan-kawan juga sudah tahu kalau hari Jumat nanti adalah libur nasional di Taiwan untuk merayakan hari bersih-bersih kuburan, Qingming Day dalam bahasa Inggris. Di museum ini juga kita bisa menemukan Qingming scroll, gulungan perkamen tua Cina kuno yang menjadi filosofi hari bersih-bersih kuburan ini.

3. Sun Moon Lake

Terletak di kota Nantou Taiwan, mungkin tidak ada orang Taiwan maupun orang yang pernah ke Taiwan yang tidak pernah mendengar terkenalnya danau satu ini. Sun Moon Lake adalah danau terbesar di Taiwan, sekaligus salah satu kompleks wisata terbesar di Taiwan. Dinamakan kompleks wisata karena daerah sekitarnya juga merupakan tempat-tempat wisata resmi yang juga cukup menarik. Hanya dua tempat di Taiwan yang bisa disebut sebagai kompleks wisata. Selain Sun Moon Lake, daerah pelabuhan kuno Anping di Tainan juga bisa disebut sebagai kompleks wisata (walaupun pelabuhan Anping tidak masuk dalam 8 obyek wisata unggulan ini). Di sekeliling Sun Moon Lake kita dapat melihat banyak obyek menarik mulai dari pusat kebudayaan aborigin, pagoda emas yang dibangun Chiang Kai-Shek untuk mengenang ibunya, kuil Wunwu, kuil Shuanggang yang didalamnya ada replika kisah kera sakti, atau pabrik kertas tertua di Taiwan. Disini juga kita bisa menikmati pulau Lalu yang sudah setengah tenggelam seperti di kisah Atlantis dan dulunya merupakan kuburan orang-orang Aborigin kuno atau menikmati ikan khas kesukaan almarhum Chiang Kai-Shek yang dinamakan president fish.

4. Love River (Aihe)

Dikategorikan sebagai "Sungai Thames"-nya Kaohsiung, Love River adalah sungai yang membelah kota Kaohsiung di selatan dekat distrik pelabuhan. Dinamakan juga sebagai Kaohsiung canal. Sejak zaman dinasti Ming, Aihe sudah memegang peranan penting untuk transportasi di kota Kaohsiung. Sempat ada masa dimana Love River begitu buruk karena polusi dan sampah publik. Tetapi dengan penataan yang baik dan penambahan taman disekitar sungai ini, Love River pun tampak menarik kembali. Konon kata orang lokal Taiwan, pesta lentera (Lantern Festival) terindah yang ada di seluruh Taiwan setiap tahun baru Cina adalah Lantern Festival di Love River. Mungkin saja para bujangan akan menemukan dambaan hatinya di Love River ini .

5. Alishan Forest Railway

Terletak di daerah Chiayi, Alishan tidak ada hubungannya dengan orang yang bernama Ali . Alishan sebenarnya adalah salah satu puncak perbukitan tertinggi di Taiwan. Alishan Forest Railway sendiri adalah jalur kereta api yang menembus perbukitan Alishan dan dibangun saat Jepang menjajah Taiwan tahun 1899. Struktur jalur kereta api pegunungan ini begitu bagus untuk menikmati pegunungan Alishan. Total panjang relnya adalah 71.4 kilometer menembus beberapa gunung-gunung di Alishan, dan dengan sudut kemiringan tertinggi mencapai 40 derajat, menaiki kereta di Alishan Forest Railway seolah-olah menaiki sebuah roller coaster. Alishan Forest Railway terutama paling digemari turis di musim semi untuk menikmati keindahan bunga yang bermekaran di Alishan, mengingat Alishan memiliki beberapa spesies bunga yang hanya tumbuh di Taiwan dan menjadi bunga nasional Taiwan semisal Taiwania cryptomerioides


6. Yushan

Nama Yushan mungkin tidak banyak dikenal, orang lebih banyak mengenal nama Inggrisnya yakni Jade Mountain (Pegunungan Giok). Terletak di perbatasan Nantou-Hualien-Kaohsiung, Yushan merupakan kompleks wisata terbesar di Taiwan dengan meliputi 105,490 hektar wilayah. Di Yushan juga kita bisa menemukan puncak Jade (Jade Peak) yang merupakan gunung tertinggi di Taiwan. Sebenarnya Yushan tidak asing lagi buat para mahasiswa yang menunggu beasiswa mengingat pegunungan Yushan diabadikan di uang kertas lembaran 1000 NT. Di Yushan juga kita bisa menemukan beberapa hewan khas Taiwan seperti rusa Sika Formosa, beruang hitam Formosa, maupun kera salju yang konon merupakan anak cucu Sun Go Kong dalam kisah kera sakti. Sayangnya kuda nil tidak bisa ditemukan disini .

7. Taman Nasional Kenting (Kenting National Park)

Inilah salah satu obyek wisata terbaik Taiwan bagi saya. Pantai Kenting terletak di daerah Pingtung Taiwan. Kenting rata-rata bermandikan cahaya matahari sekitar 10 bulan dalam setahun, dan tidak pernah terpengaruh oleh musim dingin Taiwan meskipun suhu di daerah lainnya turun drastis. Resort-resort wisata sudah banyak bermunculan di Kenting. Salah satu bagian paling menarik dari Kenting adalah mercusuar O-Luan-Bi (Eluanbi Lighthouse). Hanya dua puluh menit berjalan kaki ke sebelah selatan Eluanbi, kita akan sampai di ujung paling selatan di Taiwan (the most southern part of Taiwan). Mercusuar Eluanbi sendiri mempunyai sebuah keunikan. Pertama kali dibangun di tahun 1888 oleh dinasti Ming, mercusuar ini selalu diserang oleh penduduk aborigin lokal yang tidak suka dengan kedatangan bangsa Ming. Oleh karena itu disekitar mercusuar ini dibangun meriam artileri, dan mercusuar Eluanbi inilah satu-satunya mercusuar di dunia yang dilindungi oleh meriam artileri.

8. Taroko Gorge National Park

Terletak di daerah Hualien, nama Taroko sebenarnya berasal dari kata "Taroko" bahasa aborigin lokal yang berarti indah (beautiful). Taroko National Park adalah taman nasional terbesar kedua di Taiwan setelah Yushan. Jurang-jurang serta ngarai-ngarai granit menjadi daya khas Taroko. Hiking di Taroko bisa memakan waktu 2 sampai 3 hari mengingat tempatnya yang cukup luas dan juga begitu banyak binatang liar yang dibiarkan bebas disini. Cukup menarik.


Wow, cukup menarik rupanya 8 flagship Taiwan ini, bisa jadi alternatif liburan anda. Saya yakin sebenarnya Indonesia mempunyai obyek wisata yang jauh lebih hebat. Hanya saja pengelolaannya yang amburadul dan tidak teratur seperti bagaimana Taiwan mengelola obyek dan program wisatanya. Semoga ada pelajaran berharga yang bisa dipetik Indonesia dari pembangunan pariwisata Taiwan. Dan selama masih menjadi mahasiswa di Taiwan, tidak ada salahnya ikut dalam Youth Travel In Taiwan dan dapatkan informasi di youthtravel.tw serta selamat menikmati keindahan Taiwan.


Backpackers never die...........they are just running out of money

From the halls of Taipei 101 to the shores of Eluanbi, then accros Taipei, Yilan, Taoyuan, Taichung, Tainan, Kaohsiung, Pingtung, and..............only God can stop this journey.