Monday, 31 December 2007
Tahun baru di Taipei
Selamat tahun baru dari Taipei, wish you all the best for 2008.
Inilah tahun baru pertama saya di luar negeri. Alhamdulillah, saya bisa mengalaminya juga. Ini impian masa kecil yang terkabul.
Ramai sekali malam tahun baru di Taipei. Dunhua Road sampai diblok karena membludaknya pengunjung di depan Sun Yat-Sen Memorial Hall yang ingin menyaksikan pesta kembang api di Taipei 101.
Pesta kembang api di Taipei 101 malam ini cukup meriah. Pemerintah Taiwan bahkan kalau tidak salah menyiapkan kurang lebih 3.1 juta NT dolar untuk pesta kembang api ini. Yang terbesar bahkan. Wajar sih karena sepertinya tahun 2007 adalah terakhir kalinya Taipei 101 menjadi bangunan tertinggi di dunia. Tahun 2008 ini, rekor bangunan tertinggi di dunia akan dipegang oleh Burj Dubai di Uni Emirat Arab yang akan segera diresmikan. "Menara Babel" berikutnya.
Walaupun suhu malam ini mencapai 12 derajat celcius, tapi suasana begitu ramai. Kami berlima tadi, aku, Rocky, Pak Dedi yang calon direktur LIPI (he...he...), Jaya "Big Zay" dengan kamera barunya (^__^) dan seorang kawan dari Taiwan. Berteman minuman hangat, dibawah kembang api warna warni, menikmati malam tahun baru di Taipei.
Aku bukan tidak bersimpati dengan kondisi di Tanah Air, cuman ada kalanya kita behenti sejenak untuk mengumpulkan kekuatan lagi. Sembari mengambil hikmah dari setiap kondisi yang kita alami. Itulah tadi yang kami alami berlima di lapangan Sun Yat-Sen Memorial Hall.
Memperbaharui semangat, menggagas harapan kembali. Oke, apa harapanku di hari yang baru. Hmmm....R A H A S I A. (^__^)
Yang jelas selalu untuk hal-hal yang positif. Wish you the best for the coming 2008. Salam hangat dari Taipei.
- Ma Fu-Yue -
Sunday, 30 December 2007
Selamat datang PKS Watch
Bagi kawan-kawan yang ingin mengetahui seperti apa itu, silahkan klik link di friends link saya.
Saya tidak akan pernah berhenti mengkritik mereka yang menggunakan kata suci seperti "dakwah" hanya untuk kepentingan pribadi dan golongannya saja, dengan seringkali menyakiti rekan-rekan sesama muslim yang lain.
Tidak akan pernah saya mundur dari jalan ini meskipun seribu caci maki, umpatan, pengucilan, olok-olokan pernah saya rasakan. Saya cukup punya satu Tuhan. Allah, SWT. Dia yang akan menilai ibadah saya dan bukan yang lain.
Bang DOS, tetap semangat dengan blognya. Tentu lebih konstruktif ya nantinya.
- Ma Fu-Yue -
Friday, 28 December 2007
Taipei diary today: back to origin
Ada dua berita bahagia hari ini. Pertama seorang kawan di NTUST Taiwan berhasil melewati ujian jump track sehingga dia bisa melanjutkan Ph.D. langsung tanpa harus menyelesaikan master degreenya. Dia akan memperpanjang waktunya di Taiwan.
Yang kedua kawan yang akan menikah tanggal 6 Januari nanti. Dia orang Indonesia tetapi calon pasangannya adalah keturunan Palestina-Yordania yang berdomisili di Jerman. Dia akan memperpendek waktunya di Taiwan.
Yang satu baru memulai, yang satu akan segera selesai. Satu memori yang teringat di kepalaku adalah impianku untuk pergi ke luar negeri dan bertualang. Walaupun aku tidak mengetahui sama sekali bahwa kedua-duanya akan aku alami disini, di Taiwan.
Mungkin tidak semua tahu hal terakhir yang terjadi sebelum aku berangkat ke Taiwan untuk melanjutkan master degree. Well, akan kuceritakan semuanya disini. Sejujurnya aku sudah diterima di UI dan ITB untuk program S2 sebelum diterima di Taiwan. Sempat aku mencoba aplikasi ke Turki juga, walaupun akhirnya aku diterima disini. National Taiwan University, Taiwan.
Seminggu sesudah kedatanganku disini, aku dipanggil untuk mengikuti training kepemudaan internasional di Sydney, Australia. Sayang tidak kuambil karena urusan administrasi disini agak lama dan juga kuliah sudah mulai padat di awal. Sebulan kemudian, ganti Kedubes Turki mengirim email bahwa aku diterima di Istanbul Technical University, Turki. Inikah mungkin penyesalan terbesarku karena sudah sejak dulu aku ingin sekali ke Turki.
Jujur aku takut tidak diterima di mana-mana waktu mencoba mendaftar S2 dulu, sementara tempat-tempat belajar populer semisal Jerman, Belanda, atau Australia sudah tutup semua. Aku cuman tidak menyangka sama sekali bahwa percobaan mencari lowongan master ini berhasil semua di tempat yang aku coba.
Sayang beribu sayang sih. Tapi Taiwan pun sudah cukup bagus. Aku juga sudah mengikuti parlemen pemuda versi Taiwan awal Desember lalu jadi anggap saja semua impas di pulau kecil di Saumdra Pasifik ini.
Pada akhirnya semua tinggal kenangan. Dari dulu impianku memang ke luar negeri, bukan menjelajah luar negeri. Sayang memang gak bisa ke Turki atau Australia. Tapi dengan di Taiwan pun keinginanku terkabul bukan ? He...he.....Menikmati indahnya Formosa.
Ah...pesta dan berita sudah usai. Sekarang kembali ke keseharian, menikmati PR yang entah kenapa sekarang jadi sangat kurindukan, bulutangkis, Tai Chi, dan seribu puisi Formosa yang masih ingin kubuat.
Tuhanku, aku akan selalu berusaha bersykur padamu walaupun dalam kesempitanku. Terima kasih telah menempatkanku di pulau ini.
Anyway, aku dapat tawaran double degree di University of Liverpool, Inggris untuk program MBA metode pengajaran e-learning. Sudah banyak yang tersia-sia. Maka saat ini jangan lagi ada yang tersia-sia, dan aku harus bertanggung jawab akan langkahku sendiri.
OK, mata sudah ngantuk.
Thursday, 27 December 2007
Last Combo of the Semester
At last, final "Combo" of this semester ................
1. Medical Photonics :
--> Final Presentation
2. Introduction to Display Technologies :
--> Homework 4
--> Final Exam
3. Wide Gap Semiconductor Technologies :
--> Homework 7
--> Homework 8
--> Final Exam
4. Wireless Ad-Hoc Networks :
--> Final Mini-Project
5. Special Project
--> Lab Presentation
--> Final Topic
--> MATLAB tasks
Fiuh.................from new year's eve 01 - 01 - 2007 to 21 - 01 - 2008. Wish me luck. Sorry because I will be very busy this month.
- Rizki -
Wednesday, 26 December 2007
Pernikahan "Singkat" di awal, sebuah trend ????
Lagipula tergantung seperti apa kita merencanakan kuliah, kita pun bisa membawa serta pasangan atau minimal bolak-balik (kantong yang kempessssss…….). Pengalaman kawan-kawan yang sudah mengalami masa nikah ‘singkat’ diawal menunjukkan bahwa mereka bisa menempuh itu sebagai ujian. Dan mereka bisa menjalani itu dengan baik, walaupun menikah dengan proses yang cepat, waktu yang cepat, hanya bersama-sama diawal dalam waktu yang singkat, dan kemudian berpisah.
謝謝
馬富月
國立台灣大學
台北市
Ma Fu-Yue
National Taiwan University
Graduate Institute of Photonics & Optoelectronics
Taipei City
Taiwan
Email : riz_poetry@yahoo. com
Personal blog : http://rizkiramadhani.blogspot. com
Monday, 24 December 2007
Love and Taipei Winter
Taipei dingin sekali hari ini, ditambah hujan deras yang terus mengguyur seharian. Yah....seperti inilah musim dingin di Taipei. Musim dingin yang aneh memang, karena Taiwan sendiri secara geografis terletak di daerah subtropis dimana tidak turun salju. Tapi tetap saja dingin ini menusuk tulang. Kalau seperti ini saja sudah dingin sekali aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau aku ada di tengah salju betulan. Nampaknya aku memang harus bersyukur karena berada di Taiwan yang sedikit banyak mirip dengan Indonesia.
Ini malam Natal, tapi tetap biasa saja di Taipei. Dingin, malam sedikit lebih panjang daripada siang, dan tetap dengan kesibukan kampus dan pekerjaan. Aku ada kuliah siang nanti, dan Taiwan tidak libur saat Natal. Seperti halnya saat Idul Fitri dan Idul Adha yang juga tidak libur.
Sebenarnya aku ingin sekali berada di luar untuk menikmati pemandangan alam, sekaligus membaca buku di taman seperti kebiasaanku sebelum hari-hari sibuk disini. Cuman sepertinya itu tidak bisa dilakukan dengan suhu sedingin ini
Aku belum terlalu ngantuk, jadi selepas nonton film "Hitman", kusempatkan diri untuk mencek kembali arsip-arsip identitasku. Hah.....masih seperti dulu. Cuman kurang transkrip akademik S1-ku saja yang sudah hilang, tapi aku pun tidak terlalu memikirkannya.
Satu folder penuh identitas, dan sisa-sisa dari pertempuran masa lalu. Buang dan bakar yang tidak penting. Sepertinya aku memang kejam dengan masa laluku, tapi apa lagi yang bisa kulakukan demi ketenangan hidup pribadiku.
Pertempuran di semester 1 pun sudah hampir selesai. Dari seluruh kuliahku, aku mungkin cuman khawatir sama midterm Wireless Ad-Hoc Network yang sepertinya kacau balau, walaupun aku tahu seluruh mahasiswa di kelas rata-rata kacau di midterm yang sangat susah itu. Hmm.....tapi aku gak mau menyalahkan apapun lagi. Saat aku sudah menetapkan dimana pilihanku, melihat jalan lurus di depanku, dan membuang semua hal-hal yang mengganggu.
Seminggu lagi tahun baru ya. Tentu ada niat yang harus dideklarasikan nanti. Ah...Taipei masih saja dingin.
- Rizki -
Taiwan, Etnis Cina, dan Segala Keunikan serta Permasalahannya
Tanggal 8 – 9 Desember 2007 yang lalu, saya berkesempatan mengikuti kegiatan Asian Democracy Workshop yang diselenggarakan oleh Democratic Pacific Union (DPU). DPU sendiri adalah persatuan negara-negara demokrasi yang berada di kawasan Asia Pasifik dengan jumlah 28 negara (termasuk Indonesia dan Taiwan), yang bertujuan untuk menjalin kerjasama dalam membangun demokrasi, perlindungan HAM, dan juga mengkampanyekan perdamaian global khususnya di Asia Pasifik. Saat ini ketua umum DPU dijabat oleh Annette Lu (Lu Hsiu-Lien) yang juga adalah wakil presiden
Dalam workshop yang diselenggarakan selama 2 hari tersebut, para pembicara yang merupakan pakar politik dari beberapa kampus di
Dalam masalah perbandingan politik Asia, seorang pembicara memaparkan dengan jelas pandangannya mengenai bagaimana pemerintahan dan demokrasi diimplementasikan di tiap-tiap negara di Asia termasuk
Cina dan Jepang sudah dari zaman dulu adalah musuh bebuyutan. Timbulnya perang dunia II di kawasan Pasifik semakin memperuncing hubungan itu, dimana saat itu Jepang dengan kekuatan imperialis kekaisarannya berusaha menguasai Cina dan juga Korea Selatan dan menimbulkan insiden-insiden kemanusiaan paling mengerikan dalam sejarah. Misalnya saja insiden Pemerkosaan Nanking (The Nanking Rape) di tahun 1937. Saat itu, tentara Jepang memasuki kota Nanking di Cina daratan yang dulu menjadi ibukota, membantai hampir 200.000 penduduknya dan memerkosa banyak wanita Cina bahkan para biksu wanita Buddha sekalipun.
Dengan latar belakang historis seperti itu, semestinya hubungan Cina dan Korea Selatan semestinya harmonis. Tetapi rupanya tidak juga. Keterlibatan Cina yang membantu pihak komunis Korea Utara saat perang
Dalam masalah demokrasi di Asia, para pembicara juga menyorot krisis politik di
Pembicaraan yang tidak kalah hangatnya juga adalah mengenai kemerdekaan
Mungkin memang Taiwanlah negara paling unik di dunia. Unik karena dia memiliki seluruh syarat yang diperlukan sebagai suatu negara. Punya wilayah sendiri, punya Undang-undang sendiri, punya presiden sendiri, dan juga punya penduduk. Pengakuan luar negeri juga sebenarnya dimiliki oleh Taiwan. Ada 24 negara yang sampai saat ini masih mengakui Taiwan sebagai suatu negara berdaulat. Bahkan hak veto Cina di PBB pernah dipegang oleh Cina Taiwan (Republic of China) yang berhaluan nasionalis-demokratis dari tahun 1949 sampai 1971, saat konstelasi politik perang dingin membuat hak veto itu diberikan kepada negeri Cina daratan (People’s Republic of China) yang berhaluan komunis.
Sayangnya, negara-negara kuat seperti Amerika Serikat dan Inggris serta lembaga internasional seperti PBB belum mau mengakui Taiwan sebagai suatu negara. Jadilah pengakuan Taiwan sebagai negara adalah pengakuan malu-malu. Taiwan pun terus berjuang untuk hal ini, termasuk keinginan Taiwan untuk mendapatkan satu kursi di PBB sebagai sebuah negara. Itulah sebabnya kalau kita melihat kantor-kantor pemerintahan di Taiwan, mereka memasang spanduk besar bertuliskan ‘UN for Taiwan’ sebagai usaha Taiwan untuk mendapatkan pengakuan PBB sebagai sebuah negara berdaulat. Entahlah apakah kemerdekaan Taiwan, seperti yang ditulis Tom Clancy dalam buku novel fiksi terkenalnya, ‘The Bear and The Dragon’ akan jadi kenyataan.
Bagi saya pribadi, mungkin pokok bahasan mengenai warga keturunan Cina (Chinese overseas) adalah hal yang paling menarik. Menarik, karena masalah etnis Cina sering menjadi masalah yang pelik dalam hubungan sosial dan ekonomi di banyak negara. Tidak hanya di
Di beberapa negara, etnis Cina sangat dihormati dan justru memegang peranan penting yang diakui dalam bidang ekonomi. Singapura dan Mongolia adalah contoh yang paling jelas. Ada negara juga yang mengkastakan etnis Cina dalam golongan tertentu yang hanya punya ruang gerak terbatas dibandingkan dengan penduduk lokal. Malaysia dan Filipina adalah contohnya. Ada juga yang tidak terlalu mempermasalahkan mengenai etnis, termasuk etnis Cina, dan membiarkan masalah penguasaan ekonomi dan sosial kepada seleksi alam. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris adalah contohnya. Indonesia memang sulit untuk digolongkan ke manapun mengingat kita tidak menganut penggolongan etnis khusus untuk masalah etnis Cina seperti di Malaysia, tetapi dalam kenyataannya di lapangan benturan etnis Cina dan penduduk lokal selalu menjadi bom waktu yang siap menjadi masalah besar sewaktu-waktu.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk di dunia, memang tidak bisa dipungkiri kalau banyak orang keturunan Cina yang memilih merantau dan membaur dengan negara lain tempat mereka berada. Persebaran etnis Cina di berbagai negara ini mungkin bisa dianalogikan dengan persebaran pemain sepakbola keturunan Brazil di berbagai negara. Keterbatasan pemain asal Brazil untuk bermain dalam tim nasional mereka membuat banyak pemain yang asalnya adalah warga negara Brazil memilih pindah kewarga negaraan dan membela timnas sepakbola negara lain.
Sebenarnya masalah etnis Cina di negara lain atau Chinese overseas ini pun menjadi perhatian di negara-negara Cina induk seperti Cina, Taiwan, atau Hong Kong. Mereka sadar bahwa dalam kesehariannya banyak sekali konflik yang timbul antara penduduk etnis Cina dengan masyarakat lokal tempat mereka berada. Itulah sebabnya mereka selalu membuka diri bagi warga etnis Cina yang ingin kembali ke negara leluhurnya. Taiwan misalnya, memberi beasiswa dan jaminan khusus bagi etnis keturunan Cina dari negara lain yang ingin bekerja dan belajar di Taiwan.
Masalah etnis Cina ini pun sempat hangat dalam acara workshop ini. Salah seorang peserta yang kebetulan adalah orang Taiwan yang pernah bekerja sebagai pegawai di Konsulat Taiwan di Thailand, mengemukakan opini bahwa etnis Cina banyak dimusuhi karena mereka hanya mementingkan masalah ekonomi mereka pribadi dan tidak ambil peduli mengenai kondisi masyarakat lokal dan negara tempat mereka berada.
Hal ini pun kemudian menjadi bola panas saat dua orang peserta yang berasal dari Myanmar serta kawan saya dari Indonesia yang kebetulan warga keturunan menginterupsi pernyataan itu. Mereka membantah dengan keras dan mengatakan bahwa tidak sepatutnya kelakuan etnis Cina dimana-mana digeneralisir dengan buruk. Karena tidak sedikit juga etnis Cina yang kemudian ikut membantu negara tempat mereka berada dan memiliki rasa nasionalisme yang lebih besar kepada negara tempat mereka berada ketimbang negara Cina sendiri. Kawan dari
Banyak pula langkah pembauran yang dilakukan warga etnis Cina di Indonesia, seperti mengubah nama mereka menjadi nama Indonesia, menikah dengan orang pribumi, sampai memilih masuk Islam yang merupakan agama mayoritas di Indonesia. Tidak sedikit pula etnis Cina yang ikut membantu perjuangan kemerdekaan
Cukup banyak sekali pengalaman yang bisa dipetik dari acara Workshop 2 hari ini bagi para peserta. Mulai dari melatih bahasa Mandarin mengingat workshop disajikan dalam bahasa Mandarin, mengenal banyak kawan dari berbagai negara, dan terutama menambah wawasan mengenai hubungan luar negeri dengan Cina. Bahkan seorang kawan dari Turki pun memberi kesan bahwa dia tidak berpikir bahwa begitu banyak hal yang menarik dalam mempelajari politik di Cina dan Asia Timur pada khususnya.
Mungkin yang perlu kita petik pelajaran nantinya adalah hubungan dengan etnis Cina yang selama ini selalu menjadi benturan sosiologis di
Bicara etnis Cina memang hanya membicarakan sekelumit dari kemajemukan yang ada di
Dan bicara mengenai etnis Cina pun, kita harus menerima fakta bahwa sejarah mereka di
Sepertinya sejarah sudah mencatat bahwa etnis Cina sudah punya hubungan yang erat dengan bangsa ini sejak dari zaman purbakala.
馬富月
Ma Fu-Yue
Muhammad Rizki Ramadhani
Assalamu alaikum
Pertama kali menulis blog disini, jadi saya mengucapkan selamat berjumpa di blog saya yang sederhana. Feel free to comment later.
- Rizki Ramadhani -