Monday, 31 March 2008

Kaohsiung (高雄)........dan perjalanan pun selesai

Taipei, 31 Maret 2008


Hari terakhir di bulan Maret, dan aku pun sudah menyelesaikan perjalanan terakhir ke kota besar terakhir di Taiwan. Kaohsiung. Perjalanan yang cukup menyenangkan karena banyak hal. Misalnya di awal perjalanan. Ini untuk pertama kalinya aku naik kereta cepat HSR (High Speed Railway) di Taiwan. HSR ini bisa disamakan dengan kereta Shinkanzen di Jepang. Perjalanan dari Taipei ke Kaohsiung yang jika menggunakan kendaraan biasa memakan waktu 5 - 5 setengah jam, dengan kereta ini hanya memakan waktu 96 menit !!! Luar biasa. Ini pertama kalinya aku naik kereta cepat. Dan sebenarnya memang aku sudah merencanakan sih untuk naik HSR ke Kaohsiung. Sekalian aja deh kan, belum tentu bisa mencoba HSR lagi nanti.


In front of HSR, akhirnya untuk pertama kalinya (^_^)

Aku menghadiri Advocation and Achievement Motivation Training (AAMT) disini, di masjid Kaohsiung kemarin. Acara yang lumayan menarik dengan tempat yang juga cukup luar biasa. Mesjid Kaohsiung cukup besar dengan gaya arsitektur yang unik. Mirip dengan masjid Taichung dan Masjid Longgang di Taoyuan. Acara berlangsung dari jam 9 sampai jam 4 sore disini. Lumayan nyaman dan santai.


Berfoto di depan mihrab masjid Kaohsiung

Seusai acara, apalagi deh yang aku lakukan selain ..........................jalan-jalan di sekitar Kaohsiung he..he....Cukup banyak yang bisa dikatakan mengenai kota ini. Mulai dihuni sejak abad ke-17, Kaohsiung adalah kota terbesar kedua di Taiwan setelah Taipei dan juga kota terbesar di wilayah selatan Taiwan. Iklimnya lumayan hangat dan cerah sepanjang tahun. Kaohsiung sangat mirip dengan Taipei dalam beberapa hal. Pertama sama-sama kota terbesar walaupun dengan posisinya masing-masing. Taipei di utara, Kaohsiung di selatan. Keduanya pun pusat industri dan bisnis di wilayahnya. Yang paling menyenangkan mungkin adalah transportasi di kedua kota yang cukup banyak dan juga tersedia dalam berbagai waktu. Seperti halnya Taipei, Kaohsiung pun memiliki Mass Rapid Transportation (MRT). Hanya kedua kota inilah di Taiwan yang memiliki MRT, walaupun untuk Kaohsiung sendiri masih dalam tahap pembangunan di beberapa bagian.

Tapi lumayanlah nyobain MRT-nya Kaohsiung, apalagi saat kemarin aku kesana MRT-nya masih dalam tahap promosi jadi penumpang yang mau mencoba tidak perlu membayar (^_^).

Mau nyobain MRT-nya Kaohsiung nih he...he...

Kalau mau berwisata di kota Kaohsiung-nya (高雄市), ada dua tempat yang bisa jadi tujuan, Pertama adalah distrik pelabuhan Kaohsiung (高雄港區). Kita bisa berwisata disini mulai dari Love River (愛河) yang merupakan tempat selancar favorit di Kaohsiung sampai ke Chihou yang merupakan daerah pelabuhan utama Kaohsiung. Kaohsiung sendiri memang dijuluki harbor city of Taiwan (kota pelabuhan Taiwan). Seperti halnya Genoa di Italia atau Marseille di Perancis. Kita bisa melihat keindahan pelabuhan Kaohsiung disini atau juga mercusuar Chihou, salah satu mercusuar tertua di Taiwan yang hanya kalah dari Mercusuar Eluanbi di pantai Kenting, Pingtung. Sayangnya...................saya tidak sempat kesini kemarin, berhubung acara AAMT berakhir sangat sore sekali (^_^).

Sebagai gantinya, saya ke bagian lain dari Kaohsiung yang juga menjadi tempat wisata terkenal yakni........Lotus Pond kompleks di Zuoying. Dibangun di tahun 70-an, Lotus Pond kompleks dimaksudkan sebagai kompleks peribadatan kuno. Kuil-kuil banyak dibangun disini dengan dihiasi berbagai macam patung yang diambil dari legenda Cina kuno seperti patung dewa neraka, Jade emperor, atau biksu Tong Sam-Chong yang terkenal dari kisah Kera Sakti.

Satu diantara pagoda yang paling menarik disini adalah, pagoda Naga dan Harimau (Dragon & Tiger Pagoda) yang jadi landmark Lotus Pond, bahkan landmark Kaohsiung. Dibangun di tahun 1971, Dragon and Tiger Pagoda adalah menara kembar yang di depannya dihiasi oleh dua hewan yang juga ada di legenda Cina kuno. Naga dan Harimau. Samping-sampingan. Kalau hari libur biasanya, kita bisa naik sampai ke puncak pagoda yang kurang lebih mencapai 9 lantai. Sayangnya saya sampainya ke tempat ini agak malam, jadi gak sempat naik. Tapi lumayanlah, minimal bisa foto-foto dan "dimakan" oleh Naga dan Harimau-nya (^_^).


In front of Dragon and Tiger Pagoda

Di mulut Harimau

Dari mulut harimau masuk ke mulut naga (^_^)

Setelah dari Pagoda Naga dan Harimau, aku masih punya waktu untuk pergi ke satu tempat lainnya. Ada sebuah kuil lagi disamping Pagoda Naga dan Harimau, agak campur-campur sih disana. Ada kuilnya, ada patung naga, ada patung dewi Guan Yin, dan juga banyak lagi. Tapi yang aku paling suka disini adalah formasi lentera Cina-nya yang cukup khas dan sangat terang. Seakan-akan sedang berjalan di jalan lentera atau di sebuah festival lentera. Very nice.


Aku, lentera, rajawali, dan pagoda


Aku, lentera, naga, dan dewi Guan Yin


Look at that beautiful lantern

Jalan lentera, serasa menuju nirwana

Alhamdulillah, perjalanan keliling Taiwan ini akhirnya berakhir sudah. Sudah begitu banyak tempat yang kukunjungi disin, dan semua menarik. Kota-kota terbesarnya juga sudah dikunjuingi semuanya. Taipei dengan CKS Memorial Hall dan Taipei 101, Taichung dengan pabrik bebek kayu dan Taman Makam Pahlawan-nya, Tainan dengan Fort Zeelandie-nya, Pingtung dengan Mercusuar Eluanbi dan terakhir Kaohsiung dengan Pagoda Naga dan Harimaunya.

Alhamdulillah sekali lagi, tak kusangka sudah 2 negara yang kutaklukkan dengan backpacking. Indonesa dan sekarang Republic of China (Taiwan). Puas...puas.....puas........Serasa gak butuh backpacking lagi (^_^). Sebenarnya sih memang targetku memang backpacking di dua negara. Satu negeriku, dan satu lagi adalah satu negara di luar Indonesia. Fiuhh...puas deh. Untung yang gw taklukkan adalah Taiwan. Coba kalau Rusia, bisa mampus deh he...he.....

Hmm....sebenarnya masih ada satu obyek wisata terakhir. Paling terkenal di Taiwan, danau terbesar di Taiwan. Sun Moon Lake di daerah Nantou. Tapi aku sudah bersumpah, aku gak akan ke Sun Moon Lake kalau tidak bersama istriku. Kisah cinta Venezia kami akan kami tulis di Sun Moon Lake. Jadi sabarlah menunggu.

Yang jelas, perjalanan keliling Taiwan dengan ini dinyatakan................................selesai !!!!! Di akhir bulan Maret 2008.



From the Halls of CKS Memorial, to the shores of Eluanbi
I have conquered all of Taiwan, like I conquered Indonesia
First of all to fulfill my dream, and to explore the Formosa
I have glory in my journey and all of this days


- 馬富月-

Wednesday, 26 March 2008

Menuju Kaohsiung, semoga bukan perjalanan yang sia-sia

Taipei, 26 Maret 2008

Kuliah mungkin sudah sekitar 6 minggu berjalan. Total sudah ada 7 PR sampai saat ini, terdiri dari 5 PR Photon Scattering, 1 PR DIP, dan 1 PR Computer Simulation. Disamping itu dalam sebulan ini aku benar-benar sibuk. 2 kali keluar kota masing-masing ke Tainan untuk pengajian dan Taichung untuk muktamar FORMMIT. Disini sendiri kemarin partisipasi anak-anak International NTU di Conficius Ceremony dan juga Indonesian Culture Exhibition di NTUST juga cukup menguras tenagaku. Puncaknya baru saja terjadi hari ini, aku gak tidur seharian untuk 2 laporan PR dan sempat tertidur sejam di kelas.

Fiuh.....kok masih gak teratur yah ? Jujur bukan kayak begini sih aku ingin menjalani kuliahku. Masih terbawa sifat perfeksionis tampaknya. Kayaknya kemarin memang aku kurang bisa membagi waktu dengan baik, terutama untuk kesibukan-kesibukan non kuliah dan jalan-jalan. Tapi sudahlah semua sudah terjadi. Lagipula PR-ku selesai semua dan aku sudah berusaha mati-matian (dapat hattrick nilai 90 pula di Photon Scattering (^_^) .....).

Sekarang waktu dah mulai senggang, mau aku manfaatkan kembali untuk membudayakan bekerja secara pelan tapi pasti. Tidak terburu-buru, tapi dimengerti.

Ah nampaknya mungkin jadwal jalan-jalan ini yang cukup mengganggu jadwal waktuku kemarin. Jujur sih memang selepas libur musim dingin aku masih terbawa niat untuk menaklukkan kota-kota di Taiwan. Apalagi memang satu demi satuaku dah berpergian kesana. Jadi sedikit memperbanyak jadwal padat plus mengganggu waktu belajar.

Yah sudahlah, semua sudah terjadi. Dan hampir semua sudah ditaklukkan. PR-ku pun sudah selesai. Kadang kala aku berpikir, untuk apa semua perjalanan ini. Apakah hanya target pribadi untuk bisa menjelajahi, apakah sekedar mendapat foto untuk kenang-kenangan, ataukah pelarian. Bisa jadi kalau ada hal itu semua perjalanan yang aku lakukan sangat tidak produktif. Aku harus terus mengevaluasi hal ini.

Weekend ini mau ke Kaohsiung, kota terbesar di selatan Taiwan. Ada kegiatan training advokasi disana. Inilah satu-satunya kota besar dan bersejarah di Taiwan yang belum kudatangi. Penaklukan terakhir. Tapi jujur aku ingin menikmati Kaohsiung nanti. Menikmati dalam arti aku gak ingin ada gangguan mengenai PR atau apapun di kepala. Dan akupun gak mau menyesali perjalananku kalau misalnya itu menyita banyak waktu yang bisa dipakai untuk yang lainnya. Jadinya, aku ingin menikmati tugas dan PR yang masih belum bisa kunikmati sekarang. Terutama PR-nya Miss Amy. Lumayanlah paling tidak fotonya sekarang cuman 5, gak banyak-banyak. Dan perjalanan ke Kaohsiung inipun harus ada yang berarti. Pengen bikin buku tentang TKI di Formosa sih dari hasil training nanti. Plus tentu jalan-jalan ke Chihou Lighthouse danTiger Dragon Pagoda.

Oh well, Insya Allah semua bisa tercapai. Saatnya kembali ke budaya lama untuk terakhir kalinya. Melupakan semua yang menggangu pikiran, bangun bagai orang yang amnesia tapi dengan target segudang dan tidak ada lagi yang mengganggu pikirannya.

Saatnya tidur, setelah itu bangkit dari kubur.

- Rizki -

Thursday, 20 March 2008

Bikin kolom khusus Piala Eropa 2008 ahh........

Taipei, 20 Maret 2008

OK, kita berhenti sejenak dulu dari hingar bingar aktivitas sosial dan kuliah di Taipei ini. Btw, bulan Juni nanti akan ada perhelatan sepakbola terbesar di Eropa, yakni Piala Eropa 2008 yang akan digelar di Austria dan Swiss.

Well, insting sepakbolaku harus dipakai deh he...he...Aku sebenarnya lebih suka turnamen Piala Eropa ketimbang Piala Dunia. Lagipula aku sudah menyaksikan dan menikmati sendiri bagaimana tim favoritku, Azzuri Italia, menang di Piala Dunia 2006 di Jerman 2 tahun lalu. Suatu kepuasan tersendiri yang membuat aku sudah gak tertarik dengan piala dunia (^_^). So, saatnya mngembangkan hobi. Mungkin aku pengen bikin kolom khusus di blog ini tentang Piala Eropa nanti. Tenang aja kok, tulisannya akan dibikin tidak membosankan sehingga bisa dinikmati mereka yang bukan penggila bola.

(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/2/28/New_Henri_Delaunay_Trophy.jpg)


OK, let's wait till June .................



- Rizki -

Thursday, 13 March 2008

Taichung, melengkapi Utara dan Selatan

Taipei, 14 Maret 2008

Setelah banyak sekali saya pasang foto Taipei dan Tainan disini, rasanya gak lengkap kalau saya gak pasang foto Taichung. Sekalian melengkapi sih sebenarnya, karena Taipei artinya kota utara, Taichung berarti kota tengah, dan Tainan berarti kota selatan. Hitung-hitung melengkapi gambar-gambar Tainan dan Taipei yg udah ada (^_^).

Anyway, ini fotonya diambil waktu ada pengajian di Taichung sekitar sebulan sebelum Tainan. Lumayan sih, karena dari perjalanan ini kita jadi ketemu dengan kawan-kawan Taichung yang rupanya cukup banyak dan juga cukup militan. OK, here it is............


Di depan tempat pengajian, panas banget padahal Taipeinya dingin banget

Masih di depan tempat pengajian (^_^)


Gerbang Taman Makam Pahlawan, Taichung


Bersama belanjaan di gerbang Taichung

Bersama kawan-kawan setelah pengajian

Di Taichung Park [1]

Di Taichung Park [2]


Anyway, ada kawan orang taiwan yang tanya kenapa aku menulis blog dalam bahasa Indonesia. Mereka gak mengerti soalnya. So, mungkin ke depannya saya ingin menggunakan bahasa inggris dan bahasa Mandarin untuk menulis di blog saya. Lagipula perjalanan keliling Taiwan sudah selesai. Puas...puas...puas......!!!

Utara, Tengah, dan Selatan sudah ditaklukkan !!! Alhamdulillah. Sekarang tinggal menaklukkan target kuliah saja. OK, salam dari seluruh Taiwan.

- Rizki -

Tuesday, 11 March 2008

Tainan (台南), kota selatan Taiwan yang menakjubkan

Taipei, 11 Maret 2008

Alhamdulillah bisa mengisi blog lagi. Hari-hari terakhir ini benar-benar padat dengan jadwal, dan hari-hari ke depan pun aku akan sibuk dengan banyak aktivitas. Sebenarnya 2 hari ini aku pergi untuk bacpacking. Benar-benar lagi stuck dengan padatnya jadwal kuliah dan tugas, serta niat untuk bisa bepergian di kota-kota di Taiwan.

Kebetulan hari minggu tanggal 9 Maret kemarin ada pengajian di Tainan ( 台南), sebelah selatan Taiwan. Ini untuk pertama kalinya ada pengajian disana. Kebetulan aku sendiri ikut kerja part time di kegiatan pengajian itu. Jadinya sekalian diisi dengan jalan-jalan bareng dengan kawan dari Taichung.

Cukup melelahkan sih di hari pertama, jadinya tidak begitu banyak yang bisa dikerjakan. Selain pengajiannya berakhir cukup sore, rupanya kendaraan umum di Tainan juga cukup susah di malam hari. Jadilah saya dan kawan-kawan cuman bisa berkungjung ke beberapa tempat di sekitar tempat pengajian yang berlokasi di 公園路, Tainan City. Hanya taman kota saja sih, tapi lumayan daripada tidak ada sama sekali (^_^).


In one part of 台南公園


台南公園, masih lebih mantap 228 Peace Park sih he...he....

Malam harinya kami menginap di asrama mahasiswa National Cheng Kung University, Tainan. Kebetulan banyak sekali mahasiswa Indonesia disini, ada sekitar 20-an orang. Dan mereka juga cukup aktif dalam beraktivitas. Pengajian yang diadakan di Tainan ini juga adalah inisiatif dari kawan-kawan mahasiswa disini. Lumayanlah kami dapat menginap semalam disini. Menghemat biaya sekalius memperkuat tali silaturahmi.

Barulah esok harinya kami bisa ber-backpacking ria di Tainan. Kota Tainan sendiri, kalau kata kawan-kawan disini sih bisa disamakan dengan Yogyakarta. Dari segi keramaian, tata kota, dan juga kehidupan kota yang begitu tenang, dan juga angkutan yang selalu sulit kalau malam. Entah apakah karena Tainan mirip dengan Yogyakarta sehingga banyak sekali alumni kampus Yogyakarta seperti UGM dan UMY berkuliah disini (^_^).

Tapi memang sedikit banyak Tainan dan Yogyakarta mirip dari segi historis. Yogyakarta pernah jadi ibukota Indonesia. Begitupun Tainan di Taiwan. Secara ukuran Tainan City merupakan kota terbesar ke-4 di Taiwan setelah Taipei, Taichung, dan Kaohsiung. Tainan pernah menjadi ibukota Taiwan di abad ke 17 sampai tahun 1894 saat ibukota akhirnya dipindahkan ke utara di Taipei.

Pusat kota dari Tainan City sendiri terletak di distrik Anping (安平區). Disinilah tujuan backpacking kami. Distrik Anping di Tainan benar-benar sebuah distrik kuno Eropa, mirip daerah kota tua dan Roa Malaka di Jakarta. Disinilah kita bisa melihat sisa-sisa peradaban kuno Eropa di awal sejarah Taiwan, dan juga melihat kemiripan Taiwan dengan Indonesia.

Mirip karena wilayah Tainan ini dulunya dikuasai oleh Belanda dengan Vereenigde Oost-Indische Compagnie alias VOC. Orang-orang Indonesia khususnya para pejuang veteran dan ahli sejarah tentu tidak asing dengan lembaga dagang kolonial Belanda yang lazim dipanggil kompeni di Indonesia. Belanda masuk ke Taiwan lewat Tainan di tahun 1623 dan membangun perumahan nergaya Eropa pertama di Tainan tahun 1924. Di tahun ini pula, Belanda membangun benteng pertahanan yang menjadi landmark dari daerah Anping dan kota Tainan secara umum. Itulah Fort Zeelandie yang dalam bahasa Mandarin terkenal sebagai The Anping Fort (安平古堡).

Fort Zeelandie dibangun selama 10 tahun dan selesai di tahun 1634. Nama Zeelandie sendiri diambil dari Zeeland, salah satu provinsi di Belanda yang terkenal karena melahirkan banyak pelaut-pelaut Belanda paling tangguh semisal Abel Tasman sang penemu pulau Tasmania, atau Bernard Fokke, kapten kapal yang hilang dalam perjalanan dari Rotterdam ke Batavia yang kemudian menjadi inspirasi drama Belanda paling terkenal The Flying Dutchman (Orang Belanda Terbang). Nama Zeelandia / Zealand sendiri hampir selalu dipakai di berbagai tempat jajahan Belanda. Zeeland menjadi inspirasi dari nama negara Selandia Baru (New Zealand), kota bernama Zeeland juga bisa ditemui di Michigan, Amerika Serikat.

Fort Zeelandie sebenarnya tidaklah terlalu besar, jika dibandingkan dengan benteng Belanda kuno lainnya semisal Fort de Rotterdam di Makassar. Pagar-pagar bentengnya juga sudah banyak yang lapuk dimakan usia, mungkin karena kurang perawatan atau erosi angin laut yang terus berhembus. Namun inilah pusat kantor pemerintahan Belanda dan VOC saat menguasai Tainan. Dalam perjalanannya juga Fort Zeelandie telah melihat beberapa peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah di Taiwan. Distrik Anping sendiri dulu disebut dengan nama Taijouan oleh orang-orang Belanda. Entah apakah nama Taijouan ini kemudian menjadi cikal bakal nama Taiwan saat ini.

Tahun 1661, Fort Zeelandie diserbu oleh 1000 kapal perang pasukan dinasti Ming dibawah pimpinan Koxinga (Zheng Chenggong / 鄭成功). Satu tahun lamanya para tentara VOC bertahan di Fort Zeelandie, sampai akhirnya di tahun 1662, saat gubernur VOC terakhir bernama Frederick Coyett menyerah kepada Koxinga di Anping. Maka berakhirlah penjajahan Belanda di Tainan dan inilah awal pemerintahan dinasti Ming Cina di Taiwan. Hmm.....heran gw, kok bisa Cina mengusir Belanda di masa-masa itu, sementara Indonesia justru terus dijajah selama 350 tahun oleh sang meneer ????

Setelah Belanda pergi, jadilah Koxinga menjadi raja pertama Cina di Taiwan. Dia juga berkuasa di Fort Zeelandie, sehingga Fort Zeelandie pun sering disebut the King's Fort (Benteng Raja). Sebagai raja pertama Cina di Taiwan, Koxinga cukup disegani sehingga namanya pun diabaikan pada berbagai tempat di Tainan. Di bagian tengah dari Tainan, kita bisa menemukan kuil Koxinga yang dipersembahkan untuk raja Koxinga. Nama National Cheng Kung University pun diambil dari nama Cina Koxinga yaitu Zheng Chenggong. Beberapa foto Fort Zeelandie bisa dilihat dibawah.

Di depan lukisan Fort Zeelandie, abad ke -17



Di depan Fort Zeelandie

Papan nama Fort Zeelandie

Tuh lihat, VOC pernah masuk Taiwan kan ?????

Daerah Anping sendiri adalah daerah yang dijadikan tempat wisata Nasional. Anping Harbor National Historical Park, itu nama lengkapnya. Di daerah ini juga ada objek wisata lain seperti kuil Anping Matsu, salah satu gereja tertua di daerah Tainan yang dibangun Belanda, taman Aborigin, dan juga rumah dagang Julius Mannich, seorang saudagar Jerman yang dulu berdagang di distrik Anping. Saya dan seorang kawan dari Taichung yang backpacking bersama sempat mengunjungi beberapa di antaranya. Lumayan menarik. Tapi yang paling menarik tentu saja di Tainan Canal, kanal air yang membelah kota Tainan untuk mencegah terjadinya banjir disini. Berada di Tainan Canal serasa berada di Seine Canal di sungai Seine Perancis. Mungkin selain bentuknya yang lebar, penataan kanal air yang diatur seperti jalanan khas Eropa dengan lampu-lampu jalan dan bangunan modern di kiri kanan kanal membuat suasana benar-benar indah.

Di persimpangan, mau kemana yah habis ini ???? (^_^)

Di Tainan Canal, gaya terus.........(^_^)

Akhirnya sebagai puncak perjalanan, kami menuju benteng lainnya yang terdapat di kota Tainan. Namanya Eternal Golden Castle. Hmmm......banyak banget benteng di kota ini yah, mungkin tidak salah jika Tainan dijuluki kota Benteng.

Anyway, Eternal Golden Castle dikenal juga dengan Uhrkuenni Battery . Ini adalah salah satu benteng pertahanan di Tainan. Eternal Golden Castle dibangun tahun 1874 oleh kekaisaran Qing yang waktu itu menguasai Taiwan atas usul Jendral Shen Baozhen. Salah seorang jendral legendaris di masa kekaisaran Qing yang turut serta dalam menumpas pemberontakan Taiping.

Shen Baozhen pada saat itu mengusulkan agar dibangun sebuah benteng pertahanan untuk mencegah agresi militer Jepang yang waktu itu sudah mulai kuat di Asia Timur. Jadilah benteng ini dibangun. Walaupun demikian, dalam kenyataannya akhirnya Taiwan juga jatuh ke tangan Jepang.

Benteng ini dirancang oleh arsitek Perancis dan memiliki beberapa keunikan. Pertama adalah parit pertahanan (moat) di sekeliling benteng. Melihatnya serasa melihat istana-istana Inggris yang dilindungi parit pertahanan kalau di film-film. Kedua adalah 3 meriam besar jenis Armstrong buatan Inggris yang mengarah ke lepas pantai. Meriamnya luar biasa besar dan dirancang untuk bisa berotasi mencari arah yang tepat untuk menembak. Sayangnya beberapa meriam yang ada disini pernah dijual oleh Jepang untuk menutup biaya perang saat Jepang bertempur dengan Rusia tahun 1905. Sehingga banyak meriam disini yang sudah tidak ada lagi dan hanya tampak bekasnya saja. Sebenarnya dari segi ukuran, benteng ini agak kecil dan tidak lebih besar dari Fort de Rotterdam di Makassar. Cuman letaknya dibuat dengan indah dan juga dirawat dengan baik serta ditambahkan banyak bunga disana-sini sehingga menambah indah pemandangan benteng. Indonesia harus belajar banyak nih mengenai konservasi cagar budaya dari Taiwan, agar obyek-obyek wisatanya tidak terbengkalai atau rusak oleh zaman.


Salah satu meriam ukuran besar di Eternal Golden Castle


Lilies of the fort, what a beautiful flower


Bersama patung Shen Baozhen, mukanya dah mirip tuh (^_^)

Pintu gerbang Eternal Golden Castle


Dan setelah dari Eternal Golden Castle .......perjalanan selesai deh. He....he....(^_^). Fiuhh....cukup melelahkan juga, apalagi juga banyak PR menunggu di Taipei nanti. Tapi aku gak menyesal sih bisa jalan-jalan di Tainan. Kapan lagi bisa berkunjung ke tempat ini, apalagi disini bisa banyak melihat obyek wisata sejarah yang menarik. Luar biasa.

Maka sekarang kembali ke tugas utama. Kembali ke PR, laporan, dan paper-paper riset. Menaklukkan perjalanan yang lainnya. Perjalanan menaklukkan pikiran dan rahasia ilmu pengetahuan. Salam manis dari Taiwan.



馬富月


Sunday, 2 March 2008

Around Taiwan ???

Taipei, 3 Maret 2008

Selama libur musim dingin di Taiwan, aku banyak berjalan-jalan ke obyek-obyek wisata terbaik di Taiwan dan juga ke beberapa kota diluar ibukota Taipei. Hal ini mengembalikan kembali hobby masa-masa muda dulu (waduh kayak udah kakek-kakek aja he...he....), yaitu backpacking. Aku ingt waktu sarjana dulu, dua tahun terakhir kuliahku banyak kuisi dengan berpetualang dan berjalan-jalan ke beberapa tempat di Indonesia. Lumayan sih, dari petualangan lama itu aku sudah pernah mengunjungi Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua. Dua propinsi yang menjadi batas negara Republik Indonesia. Selama perjalanan itu juga, kecuali Bali dan Nusa Tenggara, aku sudah menginjak hampir seluruh pulau besar di Indonesia. Terutama pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Yang lainnya sih umumnya singgah karena transit saja, tapi lumayan untuk jadi pengalaman (^_^).

Anyway, aku jadi berpikir apakah aku bisa melakukan hal yang sama di Taiwan. Menjelajahi Taiwan, paling tidak sebagian besar wilayahnya? Disini akhirnya naluri backpacker-ku timbul lagi.

Taiwan, walaupun kecil, tapi terbagi menjadi 5 wilayah besar :

1) Bagian utara, mencakup antara lain : Taipei, Keelung, Taoyuen, Hsinchu, dan Miaoli
2) Bagian tengah, mencakup antara lain : Taichung, Nantou, Changhua, Yunlin, dan Chiayi
3) Bagian selatan, mencakup antara lain : Tainan, Kaohsiung, dan Pingtung
4) Bagian timur, mencakup antara lain : Taitung, Hualien, dan Yilan
5) Pulau-pulau administratif Taiwan, mencakup antara lain : Kinmen, Lienchiang, dan Penghu

Wow, cukup luas dan banyak juga yah. Padahal luas Taiwan sendiri hanya sedikit lebih kecil dari propinsi Jawa Barat.

Sebenarnya aku sudah menginjak bagian paling utara dan paling selatan dari Taiwan. Baian paling utara Taiwan ada di Taipei, sedangkan bagian paling selatannya ada di Pingtung. Aku sudah pernah jalan-jalan ke kedua tempat itu. Sampai saat ini untuk bagian utara aku sudah mengunjungi Taipei dan Taoyuen. Untuk bagian tengah aku sudah pernah ke Taichung. Untuk bagian selatan sudah ke Pingtung, sementara bagian timur baru sebatas Yilan. Hanya pulau-pulau Taiwan yang belum pernah aku kunjungi. Hmm.....masih belum puas nih.

Lagipula belum semua kota-kota utama di keempat bagian Taiwan yang lain aku kunjungi. Jadi aku masih mencoba, bisa tidak yah aku "menaklukkan" Taiwan dalam sampai musim panas tiba nanti. Aku memang sangat menyukai petualangan, tapi aku sudah menikah. Istriku juga Insya Allah akan ikut ke Taiwan nanti. Dan dengan status menikah ini, aku tidak akan bisa bebas berpetualang lagi kemanapun. Amanah sebagai suami dan juga tugas-tugas yang lain menunggu.

Maka jadilah aku menargetkan untuk bisa melakukan perjalanan ke Taiwan untuk bertualang. Lumayan untuk kepuasan pribadi sebagai backpacker dan juga menikmati keindahan alam. Jika sudah selesai nanti, paling gak sudah ada dua negara yang pernah aku taklukkan sebagian besar wilayahnya. Yakni Indonesia dan Taiwan (Republic of China). Wow......mau bangetttt...he...he...

Dalam bulan ini setiap minggu aku akan keluar kota. Minggu ini Insya Allah ke Tainan, minggu depannya ke Nantou, dan minggu depannya lagi Insya Allah kembali ke Taichung. Fiuh.......semoga saja target menjelajahi Taiwan ini selesai, suatu kepuasan pribadi untukku. Dan aku bisa menikmati hari-hari lainnya dengan kisah-kisah petualangan he....he.....Aku masih berstatus "bujang" ditinggal istri sampai Insya Allah bulan Juni nanti. Masih ada waktu, so tetap semangat !!!!!!



馬富月