Aku salah seorang yang menolak kenaikan BBM, serta menentang keras kebijakan tidak populis pasangan SBY-JK ini. Dan mungkin dalam hari-hari terakhir inilah, aku melihat kondisi yang tidak pernah kulihat semenjak 1998. Demo akbar dimana-mana. Walaupun aku sepakat sepenuhnya, kebijakan ini adalah kebijakan gagal dan SBY-JK telah meninggalkan rakyatnya menderita dan baku bunuh satu demi satu. Pemimpin yang tidak pantas dipilih kembali, maka aku persembahkan blog yang satu ini untuk kawan-kawan yang berjuang terus di Indonesia. Dari garis depan perlawanan. Salam dari dia yang sedang mencari dan menentukan jati diri di negeri seberang.
DARI GARIS DEPAN PERLAWANAN
Apa kabar sahabat ......
Dari jauh kukirimkan
Sepucuk surat lusuh
Dari tempat yang jauh
Dari garis depan perlawanan
Hari-hari berlalu
Dengan desing dan deru
Di jalan penuh debu
Semua demi satu kata
Idealisme.....
Teman setia kami
Cibir, caci, cela, dan maki
Pagar hidup kami
Pentungan polisi
Tapi apa artinya
Jika hidup tak ubahnya seperti mati
Jika suara tercekat
Pada leher yang tercekik pemimpin buta
Suara kami sama
Sewarna lantunan dari desa-desa berlampu lilin
Dimana turun mengembang lantunan parau
Suara ibu yang menidurkan si kecil
Dengan perutnya yang kosong
Ripis tinggal sepeser di selendang
Nasi tinggal setalam
Berganti aking sepiring
Basi...berulat....kering
Dari dapur-dapur yang tak lagi berjelaga
Setetes minyak, seberarti kehidupan
Setetes itu tak terbeli lagi
Apa yang harus dikata
Pada hati-hati yang menjerit sepi
Dan terbentur tembok keangkuhan
Apa yang harus kami lakukan
Saat kami dipandang dengan mata yang terkatup
Didengar dengan telinga yang tertutup
Derita kami kering di jalan
Dan sang raja tidur dengan nyenyak di istana pualamnya
Kami hanya ingin kau tahu
Perjuangan masih hidup
Perlawanan masih ada
Asa masih bergolak
Dunia belum kiamat
Napas masih tersisa satu-satu di undakan
Dari yang tersisa itu
Kami kumpulkan semangat
Kami untai tekad
Kami tulis catatan ini
Sebaagai satu bukti
Perlawanan masih ada......
- Kepada pemimpin yang tidak mendengar, dari garis depan perlawanan -
DARI GARIS DEPAN PERLAWANAN
Apa kabar sahabat ......
Dari jauh kukirimkan
Sepucuk surat lusuh
Dari tempat yang jauh
Dari garis depan perlawanan
Hari-hari berlalu
Dengan desing dan deru
Di jalan penuh debu
Semua demi satu kata
Idealisme.....
Teman setia kami
Cibir, caci, cela, dan maki
Pagar hidup kami
Pentungan polisi
Tapi apa artinya
Jika hidup tak ubahnya seperti mati
Jika suara tercekat
Pada leher yang tercekik pemimpin buta
Suara kami sama
Sewarna lantunan dari desa-desa berlampu lilin
Dimana turun mengembang lantunan parau
Suara ibu yang menidurkan si kecil
Dengan perutnya yang kosong
Ripis tinggal sepeser di selendang
Nasi tinggal setalam
Berganti aking sepiring
Basi...berulat....kering
Dari dapur-dapur yang tak lagi berjelaga
Setetes minyak, seberarti kehidupan
Setetes itu tak terbeli lagi
Apa yang harus dikata
Pada hati-hati yang menjerit sepi
Dan terbentur tembok keangkuhan
Apa yang harus kami lakukan
Saat kami dipandang dengan mata yang terkatup
Didengar dengan telinga yang tertutup
Derita kami kering di jalan
Dan sang raja tidur dengan nyenyak di istana pualamnya
Kami hanya ingin kau tahu
Perjuangan masih hidup
Perlawanan masih ada
Asa masih bergolak
Dunia belum kiamat
Napas masih tersisa satu-satu di undakan
Dari yang tersisa itu
Kami kumpulkan semangat
Kami untai tekad
Kami tulis catatan ini
Sebaagai satu bukti
Perlawanan masih ada......
- Kepada pemimpin yang tidak mendengar, dari garis depan perlawanan -