Friday, 9 January 2009

Remembering 2008

Taipei, 10 Januari 2009

1 tahun sudah berlalu. Satu tahun penuh evaluasi. Satu tahun yang entah lebih banyak sukanya atau dukanya. Jujur aku merasa tahun 2008 kemarin adalah tahun terberat di Taiwan. Tahun dimana aku juga merasa banyak salah langkah. Tahun dimana banyak sekali keluar uang dan banyak sekali buang-buang waktu. Tapi aku tak bisa menutupi beberapa hal yang positif dari tahun lalu. Aku menulis blog ini sebagai evaluasi perjalananku di tahun 2008 yang cukup berat sebagai evaluasi dan niat untuk berbuat lebih baik lagi di tahun baru mengingat aku sudah pasang resolusi saat tahun baru di Taipei 101. Hmm.... mulai darimana yah ???

Sangat sibuk

Tidak bisa dipungkiri ini adalah salah satu keluhanku tahun kemarin. Sibuk disini terutama adalah sibuk di luar kuliah. Dan banyak diantaranya yang aku gak ingin ulangi lagi

Pertama adalah kegiatan YEF (Youth Entrepreneurship Forum ) 2008. Fiuhh .... jujur aku menyesal ikut kegiatan ini kemarin. Rangkaian kegiatan sebulan penuh yang mengharapkan diskusi antar pesertanya tapi semuanya dalam bahasa mandarin dan saat itu mandarinku pas-pasan. Ditambah lagi pertemuannya yang sering dilakukan diluar Taipei, seperti Hsinchu atau Taichung yang menambah sibuk kegiatanku. Jujur aku merasa kayak kambing congek aja selama kegiatan ini. Orang ngomong berseliweran sana sini sedangkan aku cuman bisa diam saja sambil sesekali bilang hao atau dui. Gak bakal deh aku ikut itu lagi.

Kegiaan di NTUFSA juga cukup berat, terutama pesta Natal mereka kemarin. Secara profesional aku bantu walaupun aku tidak datang saat hari-H-nya. Cuman jujur orang-orang semua sangat terbawa sibuk sehingga semua diserahkan ke aku. Aku jadi tahu karakter orang-orang negara lain yang kadang kala cuek saja dengan sesuatu. Yang aku sesali dari sini sih cuman 2, aku yang hampir mengerjakan semua tugas walaupun bukan PO-nya, dan aduhh...kenapa sih harus acara Natal ??? Ini kan prinsipil.

Kegiatan FORMMIT juga sangat berat. Sejak aku terpilih sebagai Humin FORMMIT, cukup banyak kegiatan yang dilaksanakan secara maraton keluar kota. Belum lagi waktu sempat jadi PO Lomba Kreativitas Anak Negeri kemarin. Di awal ada training advokasi di Kaohsiung, pas Ramadhan kembali mabit di Kaohsiung, terus muktamar KMIT di Taichung, fiuh..... banyak banget tugas ke luar kota. Kadang aku juga merasa capek dan agak tidak adil dalam pembagian tugas karena aku terus yang ditunjuk untuk kemana-mana. Tapi sudahlah ... anggap saja amal. Lagipula itu kan udah "masa lalu" alias tahun lalu he....he....

Aku sedang berusaha untuk menganggap bahwa malam tahun baru adalah batas jauh yang tidak perlu diungkit lagi tentang masa lalu tahun 2008 dan tahun 2009.

Akhirnya prestasi pun turun sedikit

Yup. Inilah konsekuensi jika kita sibuk namun tanpa perencanaan sama sekali. Akhirnya prestasiku juga rada jeblok semester 2 lalu. Sebelumnya 4 mata kuliah full A di semester 1, namun di semester 2 di antara 4 mata kuliah cuman 3 yang A, sementara yang satu bernilai B. Aku sadar sepenuhnya sih karena banyaknya kegiatan organisasi yang aku lakukan di tahun 2008 plus kegiatan kurikuler non kuliah, akan berpengaruh kepada porsi waktu untuk belajar. Jadinya ini adalah hal yang wajar. Belum lagi kuliah yang ada di semester 2 adalah kuliah programming maut macam Digital Image Processing atau Computer Simulation.

Inilah yang kadang kala bikin aku menggerutu dalam hati. Baik kepada diriku sendiri maupun kepada orang lain. Apakah mereka yang suka menyuruh-nyuruh aku kemana-mana atau saat bertugas tahu bahwa aku juga punya kesibukan dan kewajiban lain ? Mengapa aku tidak berani untuk menolak saat memang aku tahu ada kesibukan yang lebih penting ? Apa sih yang membuat aku begitu terlalu antusias melaksanakan sesuatu diluar belajar sementara aku tahu bahwa kuliahku lebih penting disini ? Yah, mau diapain lagi. Setidaknya satu berita baik adalah nilai rata-rata ku untuk semester 2 masih diatas 85. Artinya gak berada lebih rendah dibawah target pribadiku.

Tapi yang jelas, kerja brutal sampai memakan porsi waktu kuliah, bangun telat, dan belajar sistem SKS yang sempat terjadi kembali semester kemarin tidak akan kuulangi lagi. Anggap saja ini bersama dengan pengalaman kuliah awut-awutan di S1 dulu adalah cambuk kembali untuk lebih baik ke depan. Satu kritikku adalah aku kurang perhatian pada ilmuku sendiri. Entah karena tidak ada waktu, memang ilmuku saat ini terhitung sulit, atau karena mungkin ada cabang ilmu lain yang memang jadi bidangku dan belum kusadari sekarang. Ini menjadi hal yang sangat kuperhatikan saat membuat resolusi tahun baru, apalagi kalau memang aku punya mimpi mendapatkan hadiah Nobel (silahkan ketawa untuk pernyataan yang satu ini, kadang kala pun kupikir ini mimpi banget .....).


ARC dan urusan imigrasi istri

Percaya gak kalau ini memakan waktu 6 bulan ?? Yup, ini pun cukup menguras tenaga. Full selama 2 bulan saat aku berada di Indonesia saat summer kemarin aku cuman bolak-balik untuk mengurus hal yang satu ini Birokrasi ala Republik Indonesia yang sangat menyedihkan dan menjengkelkan dan ditambah lagi masalah imigrasi memang cukup rumit sehingga ini cukup menguras waktu dan tenaga. Full 2 bulan di Indonesia hanya bisa dipakai untuk mengurus visa visitor istri, karena aku belum genap 1 tahun di Taiwan saat itu dan ARC-ku pun belum kuperpanjang. Untungnya visa ini bisa diganti di Taipei tanpa harus balik ke Indonesia. Tapi tetap saja sibuk. Harus periksa kesehatan, menunggu, kemudian mengurus visa residen di imigrasi, perpanjang tanggal visa lama dulu di imigrasi, terus kembali untuk bikin visa residen, menunggu, sampai akhirnya dapat visa residen.

Sesudah itu giliran urusan bikin ARC. Gara-gara salah satu oknum petugas imigrasi yang minta agar foto istri harus menunjukkan telinga terpaksa deh aku harus bikin ARC dua kali. ARC yang pertama terpaksa kubuang gara-gara istri pun gak mau pegang. Baru di kesempatan kedua bikin ARC aku cari petugas yang berbeda yang akhirnya mengizinkan penggunaan foto berjilbab.

Aku sebenarnya agak malas berurusan dengan birokrasi. Makanya aku malas banget mengingat-ingat masa bikin ARC ini. Tapi ambil baiknya lah ... Akhirnya aku tahu proses birokrasi yang berbeda-beda dalam pengurusan visa. Misalnya mengurus visa istri dan visa aku yang pelajar berbeda sekali. Harus kemana-mananya sudah aku tahu dan aku gak berharap perlu lagi deh untuk kemana-mana itu. Plus akhirnya ARC yang diinginkan pun jadi. Aku selesai urus ARC ini pada tanggal 29 Desember 2008. Lumayanlah masih di tahun lama, sehingga tidak mengganggu resolusiku untuk menjauhi birokrasi di tahun baru.

Jujur kayaknya gak ada yang aku ingin ingat dari 2008.

Kebanyakan jalan-jalan

Keluhanku sendiri sih, dan orang-orang kadang memandangnya sinis. Lihat saja, istriku saja kadang sinis waktu aku bilang : "aku pengen berhenti jalan-jalan". Belum lagi kawan-kawan yang banyak bilang "ini orang di Taiwan kerjanya jalan-jalan melulu yah ??".

Kenapa sih sampai bisa kayak gini ? Sebenarnya ada hikmah dibalik semua ini yakni hikmah mengendalikan diri. Semua dimulai waktu aku lihat brosur tentang perkumpulan traveller muda di International Office NTU. Disitu ada daftar tentang 8 obyek wisata unggulan Taiwan. Niat backpackingku jadi timbul lagi sesudah terakhir kali aku menjelajah Sumatra Barat di awal 2007. Pas ngenet kemudian pun iseng-iseng membuka situs UNESCO dan akhirnya melihat mengenai world heritage sites. Situs budaya warisan dunia dan juga obyek wisata terbaik di berbagai negara. Ada 7 diantaranya yang terletak di Indonesia. Jadi tambah pengen jalan-jalan.

Maka saat itulah aku berniat, aku pengen menjelajahi itu semua. Minimal yang ada di Taiwan dan Indonesia-lah. Dan dimulailah perjalanan itu. Dimulai sejak awal Februari 2008 dengan menjelajahi pantai Kenting yang indah di selatan, sampai berakhir di Sun Moon Lake tanggal 10 Oktober 2008. Setiap aku selesai mengunjungi satu tempat, aku langsung berniat harus ke tempat yang lainnya. Begitupun di Indonesia. Di sela-sela kesibukan mengurus visa istri, aku sempatkan perjalanan jauh ke Yogyakarta dan Solo untuk mengunjungi 3 tempat World Heritage Sites yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan situs purbakala Sangiran.

Kadangkala aku merasa terlalu brutal dalam bepergian. Gak ingat waktu, gak ingat uang, yang penting sampai. Kadang kala membuat aku kurang menikmati perjalanan sehingga kesannya formalitas jalan-jalan aja. Aku sadar bahwa cara jalan-jalan seperti ini sangat tidak baik. Aku ingin lebih menikmati perjalananku, disamping juga tidak mengorbankan prioritas yang lain. Kadang kala pun aku ngerasa Professor-ku merasa bete saat melihat aku jalan-jalan kemarin. Mungkin dia khawatir dengan progress- ku di kuliah. Jadi wajar-wajar aja. Itulah kenapa aku pun jadi muak dengan jalan-jalan kemarin.

Tapi, selalu ambil baiknya. Total selama tahun 2008 kemarin aku 2 kali ke Taipei 101, 2 kali ke National Palace Museum, 2 kali ke Love River, serta sekali ke Alishan, Kenting, Taroko, dan Sun Moon Lake. Ditambah dengan perjalanan ke Borobudur, Prambanan, dan Sangiran. Dari seluruh Taiwan, cuman 3 kota yang belum aku kunjungi (Changhua, Yunlin, dan Taitung). Dari 8 flagship sites Taiwan, 7 sudah dikunjungi (Taipei 101, National Palace Museum, Taroko, Sun Moon Lake, Alishan, Love River, dan Kenting). Sedangkan dari total 7 UNESCO World Heritage Site di Indonesia, 3 sudah dikunjungi (Borobudur, Prambanan, dan situs purbakala Sangiran). Lumayanlah buat kenang-kenangan.

Olahraga, hu...hu...menyedihkan

Ah sudahlah, ini memang menyedihkan entah aku sebagai orang Indonesia maupun sebagai tifosi Italia. Indonesia babak belur di piala Thomas dan Uber ditambah hancur-hancuran di sepakbola.

Keadaan tidak jauh beda untuk Italia di bidang olahraga pada tahun 2008. Di final liga champions 2008 di Moscow, tidak ada tim Italia yang masuk final. Justru dua tim Inggris yang bertemu. Final piala UEFA di Manchester juga tidak diikuti oleh tim asal Italia. Sudah 9 tahun sejak terakhir kali ada tim Italia yang merebut piala UEFA. Piala Eropa lebih lagi. Jujur aku sangat sebal melihat gelaran piala Eropa kemarin. Italia hancur lebur, dibabat Belanda, kemudian yang paling bikin gedeg, kalah adu penalti lawan Spanyol. Hal yang membuat aku sangat benci sama timnas Spanyol. Go to hell for the matador. Di Formula 1, Ferrari akhirnya kalah di pembalap. Walaupun Felipe Massa menang lebih banyak GP, tapi Lewis Hamilton yang jadi juara dunia.

Hancur deh ...... Jangan diingat urusan olahraga di tahun 2008.

Evaluasi

Yah, yang jelas hal-hal yang buruk di tahun 2008 gak akan kuulangi. Dan aku adalah orang yang paling baik dalam urusan melupakan sesuatu he...he.. Jadi gampang lah, gak usah dikenang hal-hal ini. Yang jelas aku harus lebih fokus dalam keilmuan, lebih profesional dan fokus dalam bekerja, lebih menikmati perjalanan, mengurangi waktu tidur, dan tetap jadi tifosi Azzuri sampai mati.

Masih ada waktu untuk "balas dendam" di tesis. Ada satu tempat di Taiwan, dan di Indonesia yang masih harus kukunjungi. Dengan penuh kenikmatan tentunya. Dan tahun ini, di Roma dan Istanbul. Seluruh balas dendam Italia akan berkumandang. Resolusi 2009 dimulai, dan kuakhiri blog ini dengan satu kata mutiara

Manusia tidak harus hidup untuk mendapatkan semua keinginannya, tapi dia harus hidup untuk membalaskan dendamnya. Dan dendam adalah makanan yang paling enak disajikan dingin.

Balas dendam kesalahan langkah 2008, dimulai .......................

- Rizki -

No comments: