Tanggal 10 Oktober kemarin adalah hari libur untuk memperingati hari Revolusi China (Wuchang Day). Artinya ditambah dengan libur akhir pekan hari Sabtu dan hari Minggu ini, maka total ada 3 hari libur di Taiwan. Libur panjang. Dan jika ada libur panjang, maka artinya .......... jalan-jalan lagi (^_^). Yup, kemarin saya dan istri menggunakan waktu libur untuk berjalan-jalan ke salah satu obyek wisata terkenal di Taiwan. Danau terbesar sekaligus salah satu flagship sites Taiwan, ini juga adalah flagship Taiwan ke-7 yang sudah saya datangi, apalagi kalau bukan ...SUN MOON LAKE.
Sun Moon Lake yang indah, Sun Moon Lake yang luar biasa, dan Sun Moon Lake yang ramai. Sebetulnya sih kami berangkat agak telat dari Taiwan. Pukul 09.00 menggunakan HSR dari Taipei kemudian menunggu agak lama untuk bis Nantou yang menuju ke Sun Moon Lake. Perjalanan ke Sun Moon Lake juga cukup lama. Kami baru sampai pukul 13.30 siang. Itu berarti 3 jam perjalanan dari stasiun HSR ke Sun Moon Lake. Mungkin karena bisnya berhenti dulu di kota kecil Puli. Orang-orang di Sun Moon Lake pun cukup ramai, mungkin karena liburan panjang ini. Tetapi Alhamdulillah cuaca cukup cerah sehingga pemandangan pun bisa dinikmati dengan baik.
Sun Moon Lake adalah danau terbesar di Taiwan dengan luas mencapai 7.93 kilometer persegi. Letaknya kurang lebih pada 748 meter diatas permukaan laut dengan kedalaman danau mencapai 27 meter. Aslinya danau ini berbentuk bulan dan matahari jika dilihat dari atas. Itulah kenapa danau ini dinamakan Sun Moon Lake. Akan tetapi perkembangan alam dan zaman telah membuat bentuk kawasan ini berubah sehingga bentuknya pun tidak sama lagi.
Air danaunya cukup jenih dan masih terjaga dengan baik. Ada beberapa tempat di pinggir danau yang sudah dibangun kawasan-kawasan dan resort wisata. Namun di tempat lainnya masih bisa kita temui kawasan hutan yang asri dan belum dijamah sama sekali.
Jika nanti kalian kesini, ada dua cara menarik yang bisa dilakukan untuk menikmati keindahan danau. Pertama adalah tur dengan menggunakan perahu. Harganya adalah 300 NT untuk satu orang, agak mahal tapi cukup memuaskan. Karena kita akan langsung diajak mengelilingi tempat-tempat wisata di sekitar danau yang memakan waktu kurang lebih satu setengah jam untuk mengitari danau. Cara kedua adalah menyewa skuter kecil dari pusat administrasi Shuishe. Harganya sekitar 150 per jam, namun kita bisa dapat harga yang lebih murah untuk penyewaan yang lebih lama.
Ada beberapa tempat yang menarik di Sun Moon Lake. Pertama yang paling berkesan bagi saya adalah pulau Lalu (Lalu Island) yang terletak di tengah danau. Mirip seperti pulau Samosir yang terletak di tengah danau Toba. Pulau Lalu ini dianggap oleh orang-orang Aborigin di sekitar danau sebagai tempat arwah nenek moyang mereka bersemayam. Saat ini pulaunya hampir tenggelam dan hanya menyisakan bagian di tengah saja yang masih utuh. Tetapi pemerintah Taiwan telah berusaha menjaga keutuhan pulau ini sehingga mereka memasang dok mengapung di sekitar pulau, sehingga pulau pun bisa terjaga dengan baik. Kita bisa merasakan gerak pulau yang naik turun seolah mau tenggelam disini. Benar-benar menyenangkan.
Yang kedua adalah desa aborigin Thao yang terletak di dok Dehua (德化碼頭). Suku Aborigin Thao adalah penduduk asli wilayah Sun Moon Lake yang sudah mendiami wilayah ini sejak berabad-abad yang lalu. Desa Thao ini adalah pusat seni budaya masyarakat Thao yang masih ada serta dibuka untuk pengunjung semuanya. Mungkin ini adalah untuk kesekian kalinya saya mengunjungi desa Aborigin Taiwan. Jadi tidak asing lagi dengan lagu-lagu serta hasil kesenian yang mereka pajang. Namun cukup menarik juga disini, karena suku Thao adalah suku Aborigin yang berbeda dari suku-suku lainnya yang ada di Taiwan.
Beberapa kuil yang ada di sekitar Sun Moon Lake juga cukup menarik untuk dikunjungi. Saya dan istri kebetulan mengunjunginya dengan menggunakan skuter sewaan. Kuil pertama adalah kuil Wunwu yang terletak tidak jauh dari jalan akses Puli-Sun Moon Lake. Kuil ini pertama kali dibangun pada masa pemerintahan Jepang di Taiwan dan merupakan kuil tertua yang ada disini. Kuil Konghucu ini terletak tepat di pinggir danau. Dari sini pemandangan ke arah danau sangan indah. Kita bisa menikmati arsitektur kuil yang cukup unik ini atau juga bisa turun ke arah danau lewat tangga tahun, tangga dimana saat kita menapakinya seolah-olah kita sedang menapaki tahun-tahun hidup kita yang sudah lewat.
Kuil lain yang bisa kita nikmati adalah kuil Syuanzang. Ini adalah kuil yang diberi nama sesuai dengan nama biksu terkenal dalam kisah Kera Sakti. Yup, Syuanzang adalah nama biksu yang mengemban tugas untuk membawa kitab suci dari India ke Cina dalam kisah kera sakti. Kuil ini adalah kuil yang dibuat untuk menghormatinya. Kita bisa melihat replika patung Syuanzang dan juga patung Buddha yang sedang tertidur disini.
Sebenarnya ada beberapa kuil lainnya yang cukup bagus disini semisal kuil Syuanguang atau pagoda Cihen yang dibuat Chiang Kai Shek untuk menghormati ibunya. Sayangnya karena waktu yang tidak mencukupi membuat kami berdua tidak bisa mengunjungi semua tempat yang ada. Walaupun demikian, saya pribadi sudah cukup puas pada waktu mengunjungi pulau Lalu dan kuil Wunwu. Ditambah lagi pada malam harinya ada pesta kembang api di Sun Moon Lake untuk memperingati 10 Oktober. Benar-benar sebuah petualangan yang luar biasa.
Ah .... tak terasa dalam total 8 bulan dan 9 hari sejak Februari 2008, saya sudah mengunjungi 7 situs flagship yang ada di Taiwan. Wow, luar biasa magnificent. 7 obyek wisata yang menarik tidak hanya karena keindahan alaminya, tetapi juga pengelolaannya yang cukup baik. Saya jadi bertanya-tanya apakah bisa obyek wisata kita di Indonesia seperti ini ?? Dikelola dengan baik dan mendatangkan keuntungan devisa yang luar biasa. Karena sebenarnya kita punya potensi untuk itu. Lihat saja, Danau Toba jelas-jelas lebih besar dari Sun Moon Lake. Dan kita pun memiliki daerah hutan lindung yang jauh lebih besar, beragam, dan lebih luas ketimbang Taiwan. Tetapi sekali lagi pengelolaan yang tidak baik dan benarlah yang membuat wisata di Indonesia kurang terkenal. Sudah saatnya mengubah hal itu. OK, 7 flagship sites Taiwan untuk 7 World Heritage Sites di Indonesia.
Puas sekali jalan-jalan, saatnya kembali ke buku. Ini untuk terakhirnya kalinya terpesona, ke depannya harus mempesona. OK, semangat belajar dan kuliahnya Rizki. Lupakan masa lalu, maju terus meraih masa depan yang lebih baik.
- Rizki -
3 comments:
Bos humin,
Aku pinjem pake tulisannya buat tugas technical writing yaa ^__^
Disuruh buat paper-paper-an tentang trip ke salah satu tempat wisata di Taiwan.
Lumayan bagus referensinya euy...
xie-xie ni =)
OK, gak masalah. Silahkan.
ngga ada potoq :-p
Post a Comment